Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Klasifikasi Tumbuhan Monokotil

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Ilustrasi klasifikasi tumbuhan monokotil
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan berkeping satu. Dibagi menjadi beberapa klasifikasi, untuk mempermudah pengenalan jenis tumbuhannya.

Berikut klasifikasi tumbuhan monokotil:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Atau bisa dikenal juga dengan suku jahe-jahean. Contohnya jahe, kunyit, temu hitam, lengkuas, kencur, dan temulawak.

Jenis tanaman ini banyak ditanam di Indonesia dan biasanya digunakan manusia sebagai bumbu masak atau obat herbal.

Ciri-ciri zingiberaceae, yaitu dalam bunganya ada sel kelamin jantan dan betina, pelepah daunnya memeluk batang tumbuh dari dalam tanah atau rimpang, serta kelopak bunganya berbentuk seperti tabung.

Baca juga: Tumbuhan Dikotil dan Monokotil: Pengertian, Perbedaan, dan Contohnya

Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)

Atau orchidaceae termasuk klasifikasi tumbuhan monokotil. Bunga anggrek yang termasuk dalam suku ini ternyata merupakan jenis bunga yang beraneka ragam.

Habitat anggrek sendiri ada di lingkungan tropis. Anggrek tergolong bunga yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya.

Orchidaceae ini memiliki ciri khas, antara lain bunganya memiliki daun dengan tepi yang rata serta berdaging, dan terletak selang-seling dua baris.

Anggrek ini bisa digolongkan menjadi dua, yaitu epifit dan terestrial. Untuk epifit, biasanya tumbuh menempel dengan tanaman lain.

Sedangkan jenis terestrial, anggrek ini biasanya hidup di tanah, dan tidak menumpang pada tanaman lain.

Baca juga: Contoh Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Musaceae (suku pisang-pisangan)

Atau bisa disebut juga suku pisang-pisangan. Pisang yang bernama latin Musa sp, bisa kita temukan dengan mudah di wilayah Indonesia.

Tanaman pisang memiliki berbagai macam manfaat. Buahnya bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan membantu fungsi pembuluh darah.

Contoh musaceae adalah pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang tanduk, pisang kepok, pisang uli, pisang klutuk, pisang lampung dan masih banyak lagi.

Beberapa ciri suku ini adalah daunnya berpelepah, tulang daunnya menyirip seperti lancet, bunga tunggal berupa karangan, serta batangnya yang semu.

Arecaceae (suku palem-paleman)

Biasanya berbentuk pohon tidak bercabang dengan daun yang terdapat di ujung batang, seperti mahkota. Batang suku palem ini jarang bercabang dan tumbuh tegak ke atas.

Baca juga: Perbedaan Berkas Pengangkut pada Batang Monokotil dan Dikotil

Selain tidak bercabang, arecaceae juga memiliki tumbuhan berumpun seperti salak. Beberapa anggotanya ada pula yang setengah merambat seperti rotan.

Mayoritas tumbuhan suku ini tumbuh di daerah pesisir, namun ada juga yang tumbuh di hutan. Contohnya tumbuhan kelapa.

Poaceae atau Gramineae (suku rerumputan)

Termasuk dalam famili tumbuhan terbesar kelima setelah orchidaceae, asteraceae, rubiaceae, dan fabaceae.

Cirinya, antara lain tulang daun sejajar dan melekat di batang, berakar serabut, batangnya tidak memiliki rongga, mudah terbang saat tertiup angin, serta bentuk bunganya berupa kulit.

Pada gramineae, proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin. Suku ini sangat bermanfaat bagi manusia, terutama dalam bentuk makanan.

Contohnya padai (Oryza sativa), jagung (Zea mays), tebu (Saccharum officinarum), serta gandum (Tritium sativum).

Baca juga: Ciri dan Jenis Tumbuhan Monokotil

Selain makanan, suku ini juga bisa dijadikan produk lain.

Misal Andropogon nardus atau serai bisa dijadikan bahan baku tali, dan Dendrocalamus asper atau bambu betung yang digunakan untuk membuat bahan perabotan rumah serta bangunan.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi