Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetrasiklin, Antibiotik yang Dihasilkan Streptomyces aureofaciens

Baca di App
Lihat Foto
enfo.hu
Bakteri Streptomyces aureofaciens
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com – Bakteri tidak selalu memberikan dampak buruk, namun juga digunakan dalam membuat berbagai produk bioteknologi. Salah satu produk bioteknologi yang dihasilkan dari bakteri adalah antibiotik tetrasiklin.

Bakteri yang menghasilkan produk tetrasiklin adalah Streptomyces aureofaciens. Streptomyces aureofaciens adalah bakteri aerobik gram positif yang ditemukan di tanah.

Penemuan tetrasiklin

Tetrasiklin pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh seorang ahli fisiologi tumbuhan asal Amerika bernama Benjamin Minge Duggar.

Ketika itu, antibiotik penisilin telah ditemukan dan banyak membantu orang yang sakit dan terluka terutama pada Perang Dunia II.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mikroorganisme Penghasil Antibiotik

Penisilin merupakan antibiotik yang berasal dari jamur. Dilansir dari Chemistry World, Duggar mengetahui bahwa ada ribuan jenis jamur di dalam tanah sehingga beliau mengumpulkan sampel tanah dari berbagai tempat.

Hal tersebut bertujuan untuk menemukan agen anti bakteri lainnya seperti penisilin. Ketika sedang meneliti sampel tanah di Missouri, Duggar menemukan suatu antibiotik yang dihasilkan bukan oleh jamur, melainkan oleh bakteri.

Antibiotik tersebut adalah tetrasiklin yang dihasilkan oleh bakteri gram positif Streptomyces aureofaciens.

Baca juga: Klasifikasi Bakteri

Kegunaan tetrasiklin

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, tetrasiklin bekerja dengan cara mengganggu kemampuan bakteri untuk menghasilkan atau mensintesis protein vital tertentu.

Sehingga, dapat menghambat pertumbuhan dan melawan mikroorganisme yang berkembang biak.

Dilansir dari National Center for Biotechnology Information, tetrasiklin dapat menghambat sintetis protein karena tetrasiklin berikatan dengan subunit ribosom 30S dan mengganggu pengikatan aminoasil-tRNA ke kompleks mRNA-riboson.

Akibatnya, protein tidak bisa diproduksi dan mikroroganisme penyebab penyakit sulit untuk berkembang. Sehingga, tetrasiklin memiliki sifat antibakteri, antimikroba, dan antiprotozoa.

Kemampuannya tersebut membuat tetrasiklin digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit seperti rosacea, brucellosis, jerawat, kolera, psittacosis, tularemia, trachoma, klamidia, dan wabah penyakit seperti pes, penyakit lyme, dan antraks.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi