Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kebudayaan Suku Dayak 

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Akmal Luthfi M
Ilustrasi Suku Dayak.
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi 

 

KOMPAS.com - Suku Dayak adalah suku asli Kalimantan. Suku Dayak hidup berkelompok dengan tinggal di daerah hutan, gunung, atau gua. 

Salah satu ciri khas yang mudah dikenali dari Suku Dayak adalah Mandau, sejenis golok yang dibuat dari batu gunung. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Suku Dayak adalah keturunan imigran dari Provinsi Yunnan di China Selatan, tepatnya Sungai Yangtse Kiang, Sungai Mekong, dan Sungai Menan. 

Sebagian kelompok ini menyeberang ke semanjung Malaysia dan melanjutkan perjalanan dengan menyeberang ke Pulau Kalimantan. Seorang tokoh Dayak Kayan, menjelaskan bahwa Suku Dayak adalah ras Indon China yang berimigrasi ke Indonesia pada abad ke-11. 

Baca juga: Sejarah Suku Tidung, Kerabat Suku Dayak

Beberapa ciri khas Suku Dayak, yaitu: 

Tradisi Suku Dayak 

Beberapa tradisi Suku Dayak, adalah: 

Manajah Antang adalah tradisi yang dilakukan suku Dayak untuk mencari petunjuk seperti mencari keberadaan musuh yang sulit ditemukan. 

Petunjuk tersebut berasal dari arwah leluhur yang menggunakan media burung Antang. Musuh yang dicari oleh suku Dayak tersebut pasti akan ditemukan.

Suku Dayak memiliki tradisi memanjangkan daun telinganya. Caranya dengan menggunakan logam atau pemberat yang dipakai seperti anting-anting. 

Berdasarkan aturannya, perempuan dari Suku Dayak dapat memanjangkan telinga hingga dada.Untuk laki-laki memanjangkan telinga hingga bawah dagu. 

Telinga panjang sebagai simbol kecantikan di Suku Dayak dan menunjukkan status kebangsawanan dan melatih kesabaran. 

Baca juga: Ngayau, Tradisi Turun-temurun dari Suku Dayak

Tari Kancet Papatai merupakan tarian yang menceritakan seorang pahlawan dari suku Dayak yang berperang. Tarian ini melambangkan keberanian pria suku Dayak dalam berperang. 

Selain itu, juga terdapat upacara pemberian gelar bagi pria dari suku Dayak yang dapat mengalahkan musuh. 

Ciri khas dari tarian ini, gerakannya gesit, lincah, penuh semangat dan diikuti petikan dari penari. Tari Kancet Papatai sering diiringi lagu Sak Paku dan alat musik Sampe.

  • Upacara tiwah

Tiwah adalah suatu ritual yang dilakukan untuk mengantarkan tulang orang yang meninggal ke Sandung. Sandung merupakan semacam rumah kecil yang dibuat khusus untuk meletakkan tulang orang yang sudah meninggal dunia. 

Sebelum tulang-tulang tersebut diantarkan dan diletakkan ke Sandung, masih ada ritual, tarian, suara gong maupun hiburan lain.

  • Tato tradisional 

Masyarakat Suku Dayak Iban diperkirakan telah mengenal tato sejak 1500 SM-500 SM. Tato ini sebagai sebuah tradisi, di mana saat perang berlangsung, tato digunakan suku Dayak Iban untuk membedakan kawan dan lawan. 

Baca juga: Sifat dan Corak Hukum Adat Dayak

  • Mangkok merah

Mangkok merah adalah suatu media persatuan suku Dayak. Mangkok merah akan diedarkan jika suku Dayak merasa kedaulatannya dalam bahaya. 

Panglima perang akan mengeluarkan isyarat siaga dengan berupa mangkok merah yang diedarkan dari kampung ke kampung. Panglima perang suku Dayak, umumnya dipercaya memiliki kekuatan supranatural. 

Sistem kepercayaan Suku Dayak 

Berkaitan dengan sistem kepercayaan yang dianut masyarakat suku Dayak Ngaju dan Dayak Ot Danum menganut kepercayaan dari leluhur yang disebut Kaharingan.

Dalam sistem kepercayaan tersebut terdapat ciri khas, yakni adanya pembakaran tulang ketika ritual penguburan, sedangkan rumpun dari Dayak Banuaka tidak terdapat ritual pembakaran tulang pada saat penguburan. 

Untuk sistem kepercayaan masyarakat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan menekankan ritual dalam kehidupan. Contohnya upacara pertanian atau pesta panen. Sistem kepercayaan tersebut sering disebut agama Balian.

Baca juga: 5 Provinsi di Pulau Kalimantan

Sistem kekerabatan Suku Dayak 

Dalam sistem kekerabatan masyarakat Dayak berdasarkan ambilineal. Sistem ambilineal yakni menghitung hubungan masyarakat melalui laki-laki dan sebagian perempuan. Untuk perkawinan ideal adalah perkawinan yang dilakukan dengan saudara sepupu yang kakeknya saudara kandung.

 

(Sumber: KOMPAS.com/ Puspasari Setyaningrum)

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi