Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Angkatan Balai Pustaka disebut juga angkatan 20-an, karena angkatan ini dibentuk pada tahun 1920-an. Disebut Angkatan Balai Pustaka, karena banyak karya-karya sastra pada zaman itu diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka.
Angkatan ini disebut juga angkatan Siti Nurbaya, karena roman yang berjudul Siti Nurbaya karya Marah Rusli sangat laris dipasarkan pada saat itu dan banyak digemari oleh masyarakat.
Balai Pustaka sebagai lembaga baca yang didirikan pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1917 dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Pemimpin Balai Pustaka pada saat itu, Dr. A. Rinkes membuat syarat penulisan yang disebut nota ringkas sebagai berikut:
- Bahan-bahan harus mendidik
- Bahan bacaan tidak boleh memihak agama tertentu atau tidak boleh memecah belah
- Bahan-bahan tidak boleh berbau politik
Keuntungan keberadaan Balai Pustaka
Keberadaan Balai Pustaka tentu menguntungkan bagi bangsa Indonesia, di antaranya:
- Minat baca masyarakat Indonesia semakin berkembang.
- Buku-buku bacaan berbahasa Indonesia bertambah banyak.
- Pengetahuan rakyat semakin meningkat.
- Sastrawan Indonesia dapat mengembangkan diri dan memperkenalkan karya sastranya pada masyarakat Indonesia.
- Bahasa Indonesia semakin berkembang karena banyaknya buku berbahasa Indonesia tersebar luas pada masyarakat Indonesia.
Ciri-ciri sastra baru
Karya sastra yang lahir sejak 1920-an ini digolongkan ke dalam sastra baru. Hal tersebu untuk membedakan karya sastra sebelumnya yang masih bercorak kedaerahan atau sastra lama.
Karya sastra yang dihasilkan sudah mengalami kemajuan yang amat pesat. Hal ini disebabkan sikap keterbukaan para sastrawan yang mau menerima pengaruh sastra dari luar. Berikut adalah ciri-ciri sastra baru:
- Karya sastranya bersifat masyarakat sentris, artinya cerita yang diungkapkan banyak menggali dari kehidupan masyarakat.
- Selalu berkembang mengikuti perkembangan zaman
- Tidak terikat dengan aturan-aturan sastra lama
- Karya sastra para sastrawan sudah mulai diterbitkan dalam bentuk buku atau majalah, dan dapat dibaca oleh masyarakat.
Jenis-jenis karya sastra
Jenis-jenis karya sastra yang dihasilkan Angkatan Balai Pustaka kebanyakan berbentuk sajak, roman, dan drama.
Berikut adalah jenis karya sastra yang dihasilkan Angkatan Balai Pustaka, di antaranya:
- Azab dan Sengasara karya Merari Siregar tahun 1922 berbentuk roman
- Siti Nurbaya karya Marah Rusli tahun 1922 berbentuk roman
- Tanah Air karya Moh. Yamin tahun 1922 berbentuk kumpulan sajak
- Darah Muda karya Adinegoro tahun 1927 berbentuk roman
- Salah Asuh karya Abdul Muis tahun 1928 berbentuk roman
- Pancaran Mega karya Sanusi Pane tahun 1927 berbentuk kumpulan sajak
- Madah Kelana karya Sanusi Pane tahun 1928 berbentuk drama sejarah
- Pertemuan karya Abas Soetan Pamuntjak tahun 1927 berbentuk roman
- Cerita Si Jamin dan Si Johan karya Merari Siregar tahun 1918
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.