KOMPAS.com - Dalam bahasa Indonesia terdapat 60 gaya bahasa yang diklasifikasikan dalam empat kelompok besar, yaitu perbandingan, sindiran, bahasa pertautan, dan perulangan. Salah satu gaya bahasa sindirian yang cukup sering digunakan yakni majas sarkasme.
Dilansir dari jurnal Kesantunan Berbahasa Pasa Pasangan Calon dalam Debat Calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Kajian Sosiopragmatik (2021) oleh Abdul Aziz dijelsakan, pengertian majas sarkasme adalah majas yang dimaksudkan untuk menyindir atau menyinggung seseorang.
Sarkasme dapat berupa penghinaan yang mengekspresikan rasa kesal dan marah dengan kata-kata kasar. Majas sarkasme kemungkinan dapat melukai perasaan seseorang.
Dalam bahasa Indonesia, majas sarkasme diarktikan sebagai bentuk penyindiran dengan kata yang terbalik dari maksudnya.
Majas sarkasme merupakan majas yang terlihat lebih tegas dan lugas dibandingan majas sindiran yang lainnya.
Baca juga: Perbedaan Satire dan Sarkasme
Umumnya, majas sarkasme digunakan dalam beberapa kegiatan, seperti debat atau pidato. Sebagian orang tidak akan mau mendengarkan ide atau perkataan orang lain jika kita tidak memberikan penekanan sarkas.
Ciri-ciri majas sarkasme
Dikutip dari jurnal Gaya Bahasa Sarkasme dan Kekhasan Bahasa Penulisan Pada Judul Rubrik Kriminal di Surat Kabar Harian Meteor Edisi April 2012 (2012) oleh Adik Oki Aflikhah, berikut ciri-ciri majas sarkasme, yaitu:
- Maknanya mengandung olok-olok, ejakan, atau sindiran
- Gaya bahasa yang mengayakan makna yang bertentangan
- Gaya bahasa sarkasme mengandung kepahitan dan celaan yang getir
- Bahasanya selalu mengandung kepahitan dan kurang enak didengar
- Gaya bahasa sarkasme lebih kasar jika dibandingkan dengan gaya bahasa ironi dan sinisme
Bentuk-bentuk majas sarkasme
Ada dua bentuk majas sarkasme, sebagai berikut:
- Sindiran
Sindiran adalah sejenis ejekan dan celaan getir yang ditujukan kepada orang lain dengan secara tidak langsung atau bersifat menyindir.
- Ejekan
Ejekan merupakan hinaan, olok-olok, cemooh, dan celaan yang getir yang ditujukan kepada orang lain secara langsung.
Baca juga: Pengertian Majas Metafora dan Contohnya
Contoh majas sarkasme
Agar lebih mudah memahaminya, berikut contoh kalimat majas sarkasme, yaitu:
- Gunakan kepalamu untuk berpikir, bukan mulut untuk komentar tidak jelas.
- Dasar tidak tahu diri! Masih saja mau utang, padahal utangmu yang lama belum dibayar.
- Setiap melihat kelakuanmu, kadang aku ingin mual.
- Apa kamu tidak punya mulut? Apa susah untuk menyampaikan opinimu?
- Kau pikir aku ini orang bodoh, kau yang bodoh sudah berani berbohong!
- Keledai tidak akan jatuh ke lubang yang sama, kau malah membuat lubang yang sama!
- Mulut kau itu penuh busa, tapi tidak pernah melakukan apa-apa.
- Lakukan semuanya semaumu, aku tak peduli lagi!