Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Unsur yang Memengaruhi Percampuran Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Ilustrasi 7 unsur yang memengaruhi percampuran kebudayaah Hindu-Buddha di Indonesia
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Interaksi sosial yang terjadi sejak zaman Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia menyebabkan terjadinya percampuran kebudayaan.

Setidaknya ada tujuh unsur yang memengaruhi percampuran kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia, yakni:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem kepercayaan

Kepercayaan tradisional yang sudah ada sejak masuknya kebudayaan Hindu-Buddha menghasilkan unsur kebudayaan baru.

Misalnya fungsi candi sebagai tempat ibadah memperlihatkan adanya pergeseran. Di India, candi digunakan sebagai tempat pemujaan.

Sementara di Indonesia, candi tidak hanya digunakan sebagai tempat pemujaan, melainkan tempat penyimpanan abu jenazah biasanya raja.

Sistem teknologi (bangunan)

Di Indonesia, seni bangunan India diserap dan disesuaikan dengan keadaan setempat, sehingga menghasilkan bangunan candi yang berbeda dengan di India.

Baca juga: Pengaruh Hindu-Buddha dalam Bidang Kesenian

Pedoman pembangunan candi mengacu pada kitab Silpasastra, yang menguraikan dasar-dasar pembuatan candi.

Pembangunan candi juga berhubungan dengan bangunan punden berundak yang merupakan bangunan asli Indonesia pada zaman praaksara.

Bentuk candi banyak ditemukan di daerah di Indonesia, misalnya di Jawa Tengah ada Candi Borobudur yang bercorak Buddha, dan Candi Prambanan bercorak Hindu.

Tidak hanya candi, teknologi pembuatan bangunan juga berupa petirtaan dan gapura bentar.

Candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki perbedaan arsitektur serta bahan pembuatannya.

Ini menunjukkan betapa tingginya teknologi yang telah dikenal masyarakat saat itu, dalam hal pembuatan candi sebagai tempat ibadah.

Baca juga: Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Bahasa dan tulisan

Bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa adalah bahasa yang umum digunakan masyarakat India.

Dalam sejarah bangsa Indonesia, keduanya juga pernah digunakan oleh masyarakat. Terbukti dari penemuan prasasti berbahasa Sanskerta dan berhuruf Pallawa.

Misalnya prasasti seperti Prasasti Kutai (Mulawarman abad ke-4 Masehi), Prasasti Ciaruteun (Purnawarman abad ke-5), dan Prasasti Canggal (masa Sanjaya abad ke-8).

Hal itu menunjukkan pengaruh bahasa dan tulisan India bermanfaat besar dalam melukiskan kejadian penting di masa lalu, sehingga peristiwanya dapat diketahui pada masa kini.

Di Indonesia, huruf Pallawa dikembangkan di beberapa daerah, sehingga lahirlah huruf Batak, huruf Kawi (Jawa kuno), dan huruf Bali.

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia juga memperkaya diri dengan istilah dalam bahasa Sansekerta, seperti Pancasila, Kartika Eka Paksi, Dasa Dharma, serta Parasamya Purnakarya Nugraha.

Baca juga: Kehidupan Masyarakat Masa Hindu Buddha

Pemerintahan

Sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal sistem pemerintahan.

Dibuktikan dengan adanya desa yang dipimpin kepala suku berdasarkan kesepakatan atau hasil musyawarah.

Biasanya mereka yang terpilih adalah mereka yang dianggap sakti atau kuat. Namun, masuknya kebudayaan India memperkaya kebudayaan setempat.

Sehingga dikenal sistem pemerintahan kerajaan. Sistem ini dipimpin seorang raja atau Maharaja dengan gelar menyerupai raja-raja di India.

Pengetahuan tentang penanggalan (kalender)

Penggunaan tahun Saka di Indonesia dipengaruhi kebudayaan Hindu Buddha.

Pengaruh perhitungan tahun berdasarkan kalender Saka melengkapi sistem penanggalan yang telah dikenal masyarakat Indonesia.

Contohnya Kalender Mongso yang digunakan dalam keperluan pertanian.

Baca juga: Jejak Ekonomi Peradaban Hindu-Buddha di Indonesia

Seni sastra

Karya sastra India yang memengaruhi seni sastra di Indonesia, berasal dari wiracarita India, seperti kitab Mahabarata dan Ramayana.

Adapun karya sastra yang mulai bermunculan karena pengaruh sastra India, misalnya dalam masyarakat Jawa Kuno, dijumpai dalam bentuk kakawin atau tembang Jawa Kuno.

Dilihat dari isinya, kakawin ini tidak selalu mencerminkan kebudayaan di India tetapi juga masyarakat setempat.

Contohnya Negarakertagama karya Empu Prapanca, Arjunawiwaha karya Empu Kanwa, serta Baratayuda karya Empu Sedah dan Empu Panuluh.

Relief dan arca

Datangnya pengaruh seni relief dari India makin memperkaya teknik ukir relief. Sementara relief yang diukir dalam dinding candi sudah menggambarkan suasana alam Indonesia.

Hal ini dapat dilihat pada dinding Candi Prambanan yang pola hiasannya berupa makara, dedaunan, bunga teratai, dan relief pohon kalpataru.

Baca juga: Jejak Seni Arca dan Ragam Hias Peradaban Hindu-Buddha di Indonesia

Sementara di Candi Borobudur, relief atau lukisan perahu bercadik dianggap merupakan gambaran asli seni lukis Indonesia.

Pembuatan arca atau patung dewa sudah tidak lagi kasar, sehingga kualitasnya jauh lebih baik dari teknik pembuatan arca sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Nusantara.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi