Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Hindu–Buddha terhadap Kebudayaan Masyarakat Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrasi pengaruh Hindu-Buddha terhadap kebudayaan masyarakat Indonesia
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Sebelum Hindu-Buddha masuk ke Nusantara, Indonesia sudah memiliki kebudayaan sendiri. Kemudian setelah Hindu-Buddha masuk, terjadi proses perpaduan dua budaya.

Masuknya kebudayaan dari Hindu-Buddha ke Indonesia menyebabkan akulturasi dengan kebudayaan lokal yang sudah ada. Dikutip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemmu dan memengaruhi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil kebudyaan baru tersebut pastinya memiliki ciri khas. Contoh akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan asli Indonesia dapat dilihat dari seni bangunan, seni rupa dan ukir, serta seni sastra dan aksara.

Baca juga: 5 Teori Masuknya Kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia

Berikut penjelasannya:

Seni bangunan

Bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur budaya Hindu-Buddha dengan unsur budaya asli Indonesia.

Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa adalah unsur dari India.

Sedangkan unsur budaya Indonesia terletak pada bentuk candi yang umumnya berupa punden berundak.

Bangunan punden berundak sebenarnya sudah berkembang dari masa praaksara, sebagai penggambaran dari alam semesta yang bertingkat- tingkat.

Tingkat paling atas adalah tempat persemayaman nenek moyang. Punden berundak menjadi sarana khusus untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Seni rupa dan seni ukir

Masuknya pengaruh Hindu-Buddha membawa perkembangan dalam bidang seni rupa, seni pahat dan seni ukir. Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.

Misalnya, relief yang dipahatkan pada dinding-dinding pagar langkan di Candi Borobudur berupa pahatan riwayat Sang Buddha. Di sekitar Sang Buddha terdapat lingkungan alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati.

Baca juga: 7 Unsur yang Memengaruhi Percampuran Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Sastra dan aksara

Berkembangnya karya sastra terutama yang bersumber dari Mahabarata dan Ramayana, melahirkan seni pertunjukan wayang kulit. Isi dan cerita pertunjukan wayang banyak mengandung nilai-nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya asli dari Indonesia.

Selain itu ada pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia. Misalnya tokoh-tokoh punakawan seperti Semar, Gareng, Bagong dan Petruk.

Tokoh- tokoh ini tidak ditemukan di India.Perkembangan sastra ini didukung oleh penggunaan Bahasa Sansekerta dan huruf-huruf India seperti Pallawa, Pranagari, dan Dewanagari.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: KBBI
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi