Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Rumah Adat Suku Sasak dan Filosofinya

Baca di App
Lihat Foto
(DOK. SHUTTERSTOCK/Farizun Amrod Saad).
Bangunan tradisional Suku Sasak di Lombok.
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Rumah tradisional suku Sasak, Pulau Lombok menyerupai lumbung, karena itu sering disebut sebagai rumah adat lumbung Sasak. Walau bentuknya terlihat sangat sederhana, namun rumah Sasak memiliki nilai estetika dan pesan-pesan filosofis.

Bentuk lumbung mengajarkan kepada masyarakat agar hidup berhemat dan tidak boros, yaitu dengan selalu menabung hasil pencariannya yang disimbolkan oleh padi dalam lumbung tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagian-bagian rumah Adat Suku Sasak

Rumah adat lumbung sasak memiliki bagian-bagian. Bagian-bagian itu terdiri dari, atap, ruangan, dan pondasi. Berikut ini penjelasanya:

Bagian atap rumah lumbung Sasak berbentuk gunungan, landai ke bawah berjarak 1,5 hingga 2 meter dari permukaan tanah. Atap dan bubungan (bungus) terbuat dari dinding atap tersusun dari anyaman bambu dan tanpa jendela.

Bagian ruang (rong) pada rumah adat suku Sasak dibagi menjadi 3, yaitu ruang induk (inan bale), ruang tidur (bale luar), dan bale dalam. Bale dalam merupakan tempat penyimpanan harta benda, tempat melahirkan serta ruang persemayaman jenazah sebelum dimakamkan.

Bagian pondasi terdiri dari dua bagian, yakni tangga dan lantainya. Undak-undak atau tangga berfungsi menghubungkan antara bale luar dan bale dalam. Undak-undak tersusun atas tiga anak tangga.

Sedangkan lantainya berupa campuran antara abu jerami, tanah serta kotoran kerbau atau kuda, dan getah. Semua bahan itu dicampur dan dijadikan sebagai pondasi tempat rumah itu berdiri.

Tata cara membangun rumah Lumbung Sasak

Membangun rumah Lumbung Sasak harus sesuai dengan cara adat. Ajaran Islam mendasari pembangunan rumah adat suku.

Tiga anak tangga menggambarkan tahap kehidupan manusia, yaitu saat lahir, berkembang, dan. Tiga tangga juga merupakan simbol anggota keluarga, yakni ayah, ibu, dan anak. Empat tiang yang menyangga adalah simbol dari syariat Islam, yakni Al Quran, Hadits, Ijma', dan Qiyas.

Arah menghadapnya rumah menunjukkan berjenjangnya keturunan keluarga. Ruangan untuk anak pertama dan kedua berbeda arah dan lokasinya.

Ruang untuk orang tua menempati tingkat tertinggi, menyusul si sulung di ruang bawah, dan seterusnya. Ruang orang tua menghadap timur sebagai simbol bahwa yang tua lebih dulu menerima pencerahan hidup dibandingkan yang muda.

Pintu rumah menghadap timur atau berlawanan arah dengan matahari terbenam. Maksudnya adalah saat mereka keluar rumah mencari nafkah, maka yang pertama diharap adalah keridhoan Allah SWT.

Kusen dan daun pintu dibuat rendah, sehingga orang mesti menunduk ketika keluar masuk rumah. Posisi membungkuk atau menunduk itu adalah etika dan wujud penghormatan sang tamu kepada si pemilik rumah.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi