Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merkuri, Logam yang Berwujud Cair pada Suhu Ruang

Baca di App
Lihat Foto
wikimedia.org
Merkuri yang berwujud cair
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com – Logam biasanya memiliki wujud padat dalam suhu ruang. Namun, ada satu logam yang berwujud cair pada suhu ruang. Logam tersebut adalah merkuri (Hg) atau yang lebih dikenal sebagai air raksa.

Pengertian merkuri

Merkuri adalah unsur logam dengan nomor atom 80. Merkuri berbentuk caira logam putih keperakan yang tidak berbau dan tidak larut dalam air.

Dilansir dari MIT School of Engineering, merkuri mempunyai wujud cair karena titik lelehnya rendah sehingga energi ikatannya juga ikut rendah.

Baca juga: Logam: Pengertian, Unsur, Sifat, dan Klasifikasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merkuri memiliki titik leleh -38,83 °C, membuatnya meleleh dan berada pada wujud cair pada suhu ruang yang sekitar 20 °C.

Walaupun memiliki titik leleh yang rendah, merkuri memiliki titik didih yang tinggi yaitu 357 °C. pada suhu tersebut, semua partikel merkuri akan berubah menjadi uap atau gas.

Dilansir dari Chemistry LibreTexts, merkuri memiliki sifat dan kemampuan untuk menempel pada dirinya sendiri (tegangan permukaan).

Tegangan permukaan yang tinggi membuat merkuri sangat unik dibandingkan logam lainnya, karena sifat tersebut dimiliki oleh zat cair.

Baca juga: Benda Cair: Pengertian, Sifat, dan Cirinya

Penggunaan merkuri

Merkuri digunakan dalam termometer, bola lampu neon, baterai, sakelar listrik, tambalan gigi, produk obat dan salep, produk pencerah gigi, sabun, juga krim pencerah kulit.

Namun, penggunaan merkuri banyak dikaji lebih jauh karena sifatnya yang beracun.

Senyawa beracun

Merkuri merupakan senyawa kimia yang beracun. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, keracunan merkuri dapat terjadi akibat menghirup uap merkuri, menelan senyawa merkuri atau senyawa terlarutnya, dan kontak dengan kulit.

Keracunan merkuri dapat menyebabkan kelemahan otot, kehilangan pengelihatan tepi, terganggunya koordinasi gerakan, tremor, sakit kepala, gangguan kognitif, kehilangan memori, dan menghambat pertumbuhan juga perkembangan otak dan sistem saraf pada bayi.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi