Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Seudati: Komponen, Gerak Tari, dan Keunikannya

Baca di App
Lihat Foto
Antarafoto.com (Irwansyah Putra/Inasgoc/Asian Games 2018)
Penari dari Sanggar Cit Ka Geunta menampilkan gerakan lani atau lagu pada tarian tradisional Seudati di Festival Budaya Daerah di Taman Bustanul Salatin, Banda Aceh, Aceh, Selasa (17/4/2018).
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jamni, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Tari Seudati merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Aceh. Sama seperti Tari Saman, tarian ini juga dibawakan oleh sekelompok penari laki-laki dengan gerakan yang khas. Di mana gerakannya energik, semangat, dan diiringi oleh alunan musik serta syair.

Tari Seudati merupakan tarian khas Aceh yang sudah terkenal di seluruh wilayah Indonesia bahkan luar negeri. Tari ini mengusung tema dan makna terkait keteguhan, semangat dan juga jiwa kepahlawanan dari seorang pria Aceh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal perkembangan tari ini, dulu hanya dijadikan sebagai sarana penyebaran dakwah agama Islam yang dilakukan di Tanah Rencong. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya syair di dalam tarian Seudati yang menceritakan tentang ajaran dan juga nilai-nilai Islam.

Baca juga: Mengenal Tokoh-tokoh Islam di Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Aceh

Komponen Tarian Seudati

Berikut adalah beberapa komponen yang harus ada di dalam Tari Seudati, yakni:

Tarian ini dimainkan oleh delapan penari laki-laki yang salah satunya berperan sebagai pemimpin. Penari pemimpin disebut juga sebagai syekh.

Lalu akan ada orang yang membantu syekh tersebut, yaitu dua orang pembantu yang diposisikan di sebelah kiri. Dua orang tersebut biasanya disebut sebagai apeet wie.

Kemudian, akan ada satu orang pembantu lagi yang diposisikan di sebelah belakang. Peran yang satu ini biasanya disebut dengan apeet bak.

Selain itu, juga akan ada tiga penari lain yang berperan sebagai pembantu biasa. Nantinya para penari akan mempunyai peran masing-masing ketika menari.

Di dalam pementasannya, akan ada dua orang yang bertugas untuk menyanyi mengiringi para penari. Dua orang yang menyanyi biasanya disebut dengan aneuk syahi.

Di dalam tarian tradisional lain, biasanya penari akan diiringi dengan alat musik tradisional seperti gamelan.

Namun di dalam tari Seudati, irama serta tempo lagu berasal dari para penari yang mementaskannya. Tarian ini hanya mengandalkan bunyi dari tepukan dada dan pinggul. Kemudian hentak kaki dan juga jentikan jari.

Selain dari suara di atas, tari Seudati juga diiringi oleh nyanyian dari dua penari yang sudah dipilih. Nyanyian tersebut dinyanyikan sesuai dengan gerakan yang sedang dilakukan.

Gerakan yang dilakukan oleh penari juga menyesuaikan dengan tempo dan irama lagu yang dinyanyikan.

Gerakan dari tarian ini sangat penuh semangat dan dinamis. Akan tetapi pada beberapa bagian, terdapat gerakan yang terlihat agak kaku.

Hal tersebut sengaja dilakukan untuk menunjukkan kesan perkasa dan juga gagah dari para penari. Sementara tepukan dada dan juga perut adalah gerakan yang memberikan kesan kesombongan dan sifat ksatria para laki-laki Aceh.

Baca juga: 10 Ragam Jenis Tari Tradisional Aceh

  • Pakaian penari

Busana atau kostum yang digunakan para penari Seudati adalah celana panjang dan juga kaos oblong panjang berwarna putih dan ketat.

Busana tersebut dilengkapi dengan kain songket yang dililitkan di sebatas paha dan pinggang para penari.

Sementara, properti yang dipakai adalah rencong yang diselipkan di pinggang. Kemudian ikat kepala atau yang disebut tangkulok berwarna merah, dan yang terakhir sapu tangan.

Gerakan penari Tari Seudati

Gerakan dari tari Seudati mempunyai ciri khas yaitu semangat, heroik, gembira, dan juga penuh dengan kekompakan serta kebersamaan. Hak tersebut terlihat dari gerakan tubuh para penari ketika menarikannya.

Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan meloncat, melangkah, dhiet atau memukul dada, petik jari, dan hentakan kaki ke lantai secara serentak. Itu semua adalah gerakan utama dalam tari ini.

Adapun gerakan dasar dari tari ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama saat gerakan dimulai oleh pemimpin tari. Kemudian diikuti oleh semua penari. Kedua adalah melakukan hal sebaliknya.

Gerakan yang khas dari tari Seudati ada pada gerakan penari yang agresif dan kompak. Agresivitas gerakan para penari menandakan konsentrasi yang tinggi. Tidak hanya itu, mereka juga perlu menyelaraskan gerakan antar satu sama lain sehingga akan terlihat lebih harmonis.

Gerakan agresif bermakna bahwa dalam kehidupan manusia harus bisa agresif mengambil suatu keputusan agar hidupnya lebih baik, sementara kekompakan bermakna bahwa setiap manusia harus bisa kompak dalam kebaikan.

Pada awal gerakan penari akan bergerak dengan tempo yang lambat, tetapi lama kelamaan gerakan akan semakin cepat.

Baca juga: Tari-Tarian Tradisional Aceh 

Selain dua gerakan di atas, dalam tari Seudati terdapat gerakan tepuk dada. Makna dari tepuk dada adalah kesombongan dan mengingatkan kepada penonton bahwa di atas muka bumi ini masih banyak kesombongan yang ada pada diri manusia.

Kesombongan pada zaman dahulu sebagai penyemangat untuk dapat mengusir para penjajah, sedangkan pada zaman sekarang kesombongan sebagai cara untuk mengingatkan diri untuk tidak bertindak demikian karena tidak menguntungkan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Keunikan Tari Seudati

Berikut ini keunikan tari Seudati seiring dengan berkembangnya zaman:

  • Variasi peran penari

Dalam rangkaiannya, para penari tidak hanya menari dengan begitu saja. Mereka memiliki peran yang disesuaikan dengan pesan moral yang ingin disampaikan melalui gerakan.

Penari tidak cukup bergerak sesuai dengan arahan dan ketentuan, tetapi harus benar-benar memastikan bahwa makna yang disampaikan di dalamnya dapat diterima oleh penonton.

Apabila ada delapan orang penari, perannya akan terbagi menjadi beberapa, yaitu ada yang berperan sebagai Syekh (pemimpin), Apeet atau pembantu Syekh (wakil pemimpin), Apeet Bak (anggota ahli), Apeet Wie (Dua Orang, dan tiga orang yang berperan sebagai pembantu biasa (Apeet Unuen, Apeet Wie Abeh, dan Apeet Eneun).

Apabila ada 10 orang penari, maka dua orang tambahan lainnya akan berperang sebagai Aneuk Syahi (penyair).

Baca juga: 3 Peninggalan Kerajaan Aceh

  • Jumlah penari

Keunikan tari Seudati juga terletak pada jumlah penarinya yaitu minimal harus berjumlah delapan orang, hal ini terkait dengan peran dari masing-masing yang sudah ditentukan sebelumnya. Ketentuan ini juga dipercaya sudah ada semenjak awal tercipta.

Apabila kurang dari delapan orang, maka akan ada peran yang kosong sehingga pesan moral di dalamnya tidak maksimal diterima oleh masyarakat atau penonton.

Namun, apabila jumlah penari lebih dari delapan hal ini tidak masalah karena akan ada peran tambahan sehingga mempermudah penyampaian pesan karena penari tambahan akan berperan sebagai penyair.

  • Tidak diiringi lagu atau musik

Sama seperti tari daerah dari Pulau Sumatera lainnya yaitu tari Saman, tari Seudati juga tidak diiringi dengan lagu atau musik. Pengiring gerakan tari Seudati berasal dari syair yang dibacakan selama pertunjukan berlangsung.

Syair dalam tari ini merupakan inti dari pertunjukan ini. seorang Aneuk Syahi memiliki peran yang penting dalam tari Seudati.

Mereka tidak sekadar membaca syair, namun dalam membacakan syair harus disesuaikan dengan tepukan dada dan hentakan kaki para penari sehingga akan tercipta harmonisasi yang sedap untuk didengarkan dan dilihat oleh penonton.

  • Kostum atau busana penari

Keunikan tari Seudati yang lain ada pada kostum yang digunakan oleh penari. Semua penari wajib menggunakan kostum berwarna putih baik itu baju maupun celana.

Alasan warna putih yang dipilih dikarenakan warna ini diartikan sebagai kesucian. Khusus untuk ikat kepala berwarna merah. Warna ini dipilih karena merah memiliki arti keberanian.

Hal ini sejalan dengan perjuangan rakyat Aceh pada zaman penjajahan yang berani menentang kekejaman pada waktu itu.

Baca juga: Flora Khas dari Provinsi Aceh

  • Media dakwah

Masuknya tari Seudati bersamaan dengan masuknya Islam ke tanah Serambi Mekah. Tari Seudati dijadikan sebagai media dakwah oleh para ulama atau pemuka agama waktu itu.

Syair yang dibacakan di dalamnya kental dengan nuansa nilai-nilai agama yang bertujuan untuk mengingatkan para penonton akan kehidupan yang tidak boleh jauh dari agama.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi