Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Mutual Intelligibility?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Revlina Octavia Artrisdyanti
Jelaskan konsep Mutual Intelligibillity antar isolek bahasa! Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak ulasan berikut ini.
|
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

 

KOMPAS.com - Istilah mutual intelligibility pertama kali dicetuskan oleh Voegelin dan Harris pada 1951.

Jelaskan konsep mutual intelligibillity antarisolek bahasa! Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak ulasannya di bawah ini!

Menurut Sumarlan, dkk, isolek adalah bahasa atau salah satu variasi dialek yang statusnya belum ada dalam sebuah penelitian.

Keberagaman isolek dapat terjadi karena adanya perbedaan bahasa, dialek, subdialek, atau hanya sebatas wicara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentu saja, hal ini dipengaruhi letak geografis serta kondisi alam dalam suatu daerah.

Mutual intelligibility adalah hubungan saling mengerti, atau biasa disebut hubungan timbal balik.

Baca juga: Peranan Bahasa Indonesia dalam Pergaulan

Hubungan mutual intelligibility dengan isolek bahasa

Dalam konsep mutual intelligibility atau hubungan timbal balik, tiap daerah pasti memiliki perbedaan isolek.

Kelompok dialek bahasa lazimnya ditetapkan jika tiap masyarakat dapat berkomunikasi, dan saling memahami meski menggunakan isolek yang berbeda.

Namun, apabila tidak saling memahami antarisolek yang digunakan, masyarakat akan dikelompokkan menjadi penutur bahasa. Karena tidak adanya hubungan timbal balik.

Dengan kata lain, apabila masyarakat tidak saling mengerti atau memberi timbal balik terkait isolek yang digunakan, status ragam bahasa akan menghilang.

Jika tidak menghilang, status ragam bahasa itu berubah menjadi bahasa baru atau bahasa sendiri.

Fernandez mengemukakan, secara kualitatif, konsep mutual intelligibility digunakan untuk membedakan pengertian bahasa dan dialek.

Baca juga: Hubungan Bahasa dan Dialek

Sedangkan secara kuantitatif, dapat dilakukan dengan dialektometri atau perhitungan statistik.

Jika hasil timbal baliknya tinggi, itu merupakan suatu dialek. Namun, jika hasil timbal baliknya rendah, berarti itu adalah sebuah bahasa.

Konsep mutual intelligibility memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan. Sehingga konsep ini hanya dilakukan pada tahap awal, terutama jika ada perbedaan varian unsur kebahasaan.

Kesimpulannya, hubungan antara mutual intelligibility dengan isolek bahasa adalah untuk menciptakan isolek dibutuhkan sikap atau hubungan saling mengerti.

Tanpa mutual intelligibility atau hubungan saling mengerti, isolek bahasa tak akan tercipta.

Referensi:

Damhujin. 2008. Distribusi dan Pemetaan Varian-Varian Bahasa Bugis di Kabupaten Bima dan Dompu. Jurnal Mabasan.

Sujinah, Idhoofiyatul Fatin, dkk. 2018. Bahasa Indonesia. UMSurabaya Publishing: Surabaya.

Widayati, Dwi. 2009. Konvergensi dan Divergensi Dalam Dialek-Dialek Melayu Asahan. Disertasi Universitas Sumatera Utara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi