KOMPAS.com - Pantun merupakan ungkapan perasaan dan pikiran karena ungkapan tersebut disusun dengan kata-kata sedemikian rupa sehingga menarik untuk didengar atau dibaca.
Pantun menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dalam mendidik dan menyampaikan hal-hal yang bermanfaat.
Dalam membacakan pantun, perlu memperhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk ungkapan diri.
Berikut penjelasan mengenai ciri-ciri dan struktur dalam pantun. Yuk simak penjelasan di bawah ini bersama-sama!
Baca juga: Pantun: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contohnya
Ciri-ciri pantun
Beberapa ciri-ciri pantung, di antaranya:
- Terdiri dari empat baris setiap baitnya
Pantun memiliki ciri khas kuat, yaitu tiap baitnya selalu terdiri atas empat baris. Barisan kata-kata pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik. Setiap baris terdiri dari minimal delapan kata dan maksimal 12 kata.
- Memiliki pola
Ciri-ciri khas pantun yang mudah dikenali adalah pola. Ada dua pola yang biasanya terdapat dalam pantun, yakni pola a-b-a-b dan a- a-a-a.
- Memiliki sampiran dan isi
Dalam pantun terdiri atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi. Dua baris pertama disebut dengan sampiran.
Sampiran biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud, selain untuk mengantarkan rima sajak.
Sementara isi berada pada baris ketiga dan keempat, yang berisi pesan atau makna utama dari sebuah pantun.
- Tidak ada nama penulis
Pada pantun tidak terdapat nama penulis, berbeda dengan puisi atau karya sastra lainnya. Hal ini dikarenakan dahulu penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
Baca juga: Contoh Pantun Remaja
Struktur pantun
Struktur pantun terdiri dari:
- Bait, adalah banyaknya baris dalam sebuah pantun, misalnya (dua baris, empat baris, enam baris, delapan baris, dan sebagainya.
- Baris, adalah kumpulan beberapa kata yang memiliki arti dan bisa membentuk sampiran atau isi dalam sebuah pantun.
- Kata, adalah gabungan dari suku kata yang memiliki arti, meski begitu, ada kata-kata tertentu yang hanya terdiri dari satu suku kata.
- Rima, adalah pola akhiran atau huruf vocal terakhir yang ada pada pantun.
- Sampiran, adalah bagian pantun yang terletak pada baris 1-2 yang merupakan awal dari sebuah pantun atau sampiran merupakan unsur suasana yang mengantarkan menuju isi atau maksud pantun tersebut.
- Isi, adalah bagian pantun yang terletak pada baris tiga-empat yang merupakan isi kandungan/pokok atau tujuan dari pantun tersebut.
Baca juga: Ciri-ciri Puisi Rakyat (Pantun, Gurindam, Syair)
Contoh-contoh pantun
Agar lebih mudah memahami ciri-ciri dan struktur pantun, simak beberapa contoh pantun berikut!
- Contoh pantun nasihat, memiliki isi yang bertujuan menyampaikan pesan moral dan pendidikan.
Contoh:
Jalan-jalan ke Kota Blitar
Jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
Belajarlah dengan tekun
- Contoh pantun jenaka, merupakan antun yang dibuat untuk tujuan hiburan.
Contoh:
Duduk manis di bibir pantai
Lihat gadis, aduhai tiada dua
Masa muda kebanyakan santai
Sudah renta sulit tertawa
- Contoh pantun agama, yaitu memberikan pesan moral dan didikan. Pantun agama membahas mengenai manusia dengan pencipta-Nya.
Contoh:
Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara Tuhan Tidak semulia Tuhan Yang Esa
- Contoh pantun peribahasa merupakan pantun yang di dalamnya terdapat kalimat peribahasa yang pada umumnya memiliki susunan tetap.
Contoh:
Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang kita ke tepian
Bersakit-sakit kita dahulu
Bersenang-senang kemudian
Baca juga: Pengertian Sajak dalam Pantun dan Ciri-cirinya
- Contoh pantun kiasan berisi bahasa atau kalimat kiasan. Hal ini berarti, pesan yang ada pada pantun ini disampaikan secara tersirat.
Contoh:
Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
- Contoh pantun kiasan berisi bahasa atau kalimat kiasan. Hal ini berarti, pesan yang ada pada pantun ini disampaikan secara tersirat.
Contoh:
Berburu ke padang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Referensi:
- Jihad, Talib. Pembelajaran Sastra Berbasis Kearifan Lokal. 2022. Bandung: Media Sains Indonesia.
- Rahman, Taufiqur. Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan. 2018. Semarang: Pilar Nusantara.