KOMPAS.com - Teater tradisional adalah teater yang berkembang dikalangan rakyat sebagai lawan dari teater modern dan konteporer.
Arti teater secara etimologi adalah gedung pertunjukan atau auditorium. Dalam arti luas teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak.
Sedangkan, dalam arti sempit teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media, seperti percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis.
Baca juga: Unsur Penting dalam Pegelaran Teater
Ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian , dan sebagainya. Simak penjelasan di bawah ini mengenai jenis-jenis teater tradisional dan ciri-cirinya, yaitu:
Jenis-jenis teater tradisional
Beberapa jenis-jenis teater tradisional, yaitu:
- Teater rakyat
- Teater klasik
- Teater transisi
Berikut penjelasannya:
Teater rakyatSifat teater rakyat sama halnya seperti tradisional, yaitu improvisasi, sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan rakyat.
Contohnya:
- Makyong dan mendu di daerah Riau dan Kalimantan Barat
- Randai dan bakaba di Sumatera Barat
- Ketoprak
- Srandul
- Jemblung di Jawa Tengan dan sebagainnya
Sifat teater ini segala sesuatunya sudah teratur, dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dengan kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan. Sifat feodalistik tampak dalam jenis teater ini.
Contoh teater klasik, adalah:
- Teater jing ju
- Wayang kulit
- Wayang orang
- Wayang golek
Baca juga: Pengertian Teater dan Unsur-unsurnya
Teater transisiTeater transisi merupakan teater yag bersumber dari teater tradisioal, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat.
Contoh teater transisi, yaitu:
- Komedi istambul
- Sandiwara dardanela
- Srimulat, dan sebagainya
Ciri-ciri teater tradisional
Berikut adalah ciri-ciri dari teater tradisional yang bisa kamu pelajari, yakni:
- Pementasan panggung terbuka
- Pementasan sederhana
- Ceritanya turun temurun
- Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, mitologi atau kehidupan sehari-hari.
- Penyajian dengan dialog, tarian dan nyanyian
- Unsur lawakan selalu muncul
- Pertunjukkan diiringi musik tradisional
- Nilai dramatik dilakukan secara spontan, dalam satu adegan terdapat dua unsur sekaligus yaitu tertawa dan menangis
Baca juga: Pengertian Seni Teater dan Fungsinya
Referensi:
- Ismayuni, Tri Utari. Monograf Karakter Tokoh Teater Jingju. 2021. Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
- Sahrul. Teater dalam Kritik. 2017. Padang: Institut Seni Indonesia Padang Panjang.