Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor yang Memengaruhi Proses Pembentukan Kompos

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi faktor yang memengaruhi proses pembentukan kompos
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Terdapat berbagai cara untuk mengelola sampah menjadi kompos, mulai dari yang berskala kecil dengan menggunakan peralatan sederhana hingga yang berskala besar dengan menggunakan mesin produksi.

Untuk melakukan proses pembuatan kompos, diperlukan lahan yang cukup luas untuk penempatan awal dan proses selanjutnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama proses pembuatan kompos, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembentukan kompos, berikut penjelasannya:

Baca juga: Mengapa Penggunaan Pupuk Kimia dapat Memicu Pemanasan Global?

Kandungan unsur karbon (C) dan nitrogen (N)

Semua bahan organik yang mengandung karbon (C) dan nitrogen (N) dapat memengaruhi pembuatan kompos.

Untuk mendapatkan hasil kompos yang baik, maka rasio perbandingan antara karbon dan nitrogen ini bernilai 30:1, yaitu 30 untuk karbon dan 1 untuk nitrogen.

Jika rasio C/N terlalu tinggi (kelebihan karbon), maka dapat memperlambat proses pengomposan. Sedangkan jika rasio C/N rendah (kelebihan nitrogen), maka dapat menimbulkan bau menyengat karena kompos terlalu basah.

Ukuran bahan

Ukuran bahan dapat memengaruhi kecepatan proses. Ukuran bahan yang kecil akan mempermudah aktivitas mikroorganisme pengurai sehingga proses pengomposan dapat lebih cepat terjadi.

Oleh karena itu, bahan organik yang akan dijadikan kompos sebaiknya dicacah atau digiling terlebih dulu. 

Tetapi juga perlu diingat, ukuran bahan mentah yang terlalu kecil juga berakibat tidak baik karena menyebabkan rongga udara berkurang. Sehingga timbunan menjadi lebih padat dan pasokan oksigen ke dalam timbunan berkurang.

Jika pasokan oksigen berkurang, mikroorganisme yang ada di dalamnya tidak bisa bekerja secara optimal.

Baca juga: Membuat Pupuk Cair dari Daun Ketapang

Suhu udara

Dalam proses pembuatan kompos, perlu diperhatikan dan dijaga kestabilan suhunya. Kondisi suhu kompos yang ideal adalah 40° C-50° C.

Untuk mempertahankan suhu udara, dapat dilakukan dengan menimbun bahan sampai ketinggian 1,25 meter sampai 2 meter.

Timbunan yang terlalu rendah menyebabkan panas lebih cepat terlepas sehingga timbunan akan kekurangan udara dan bersuhu udara rendah. 

Kondisi udara yang rendah memicu pertumbuhan bakteri anaerob yang menimbulkan bau tidak sedap.

Sedangkan timbunan yang terlalu tinggi menyebabkan udara panas tertahan sehingga menyebabkan suhu di dalam timbunan bahan akan tinggi. Kondisi suhu udara timbunan yang terlalu tinggi dapat membunuh bakteri pengurai. 

Kelembaban udara

Proses pengomposan akan berlangsung dengan baik bila tumpukan kompos memiliki kadar uap air antara40-60 persen dari beratnya.

Jika kelembapan udara rendah, maka akan menyebabkan aktivitas mikroorganisme menjadi terhambat bahkan bisa terhenti.

Sedangkan bila kelembaban udara tinggi, maka menyebabkan berkembangnya bakteri anaerob yang dapat menimbulkan bau tidak sedap.

Jika pada proses pengomposan tercium bau tidak sedap, maka dapat dipastikan bahwa tumpukan kompos mengandung kadar uap air yang berlebih.

Uap air yang berlebih akan menyumbat ruang pori sehingga menghalangi pertukaran oksigen. Pencampuran bahan baku dengan menggunakan serbuk gergaji, jerami, potongan kayu, potongan kertas, dan bahan penyerap lainnya dapat mengatasi kondisi kelebihan uap air pada tumpukan kompos.

Baca juga: Cara Membuat Pupuk Organik dari Sisa Nasi

Aroma

Jika proses pengomposan dilakukan dengan benar, maka tidak akan menimbulkan bau yang tidak sedap meskipun hasil akhirnya tidak sepenuhnya bebas dari aroma tertentu.

Dalam proses pengomposan, aroma dapat dijadikan sebagai indikator untuk mendeteksi masalah yang muncul selama proses tersebut.

Tumpukan bahan kompos yang memiliki aroma yang tidak sedap mungkin disebabkan oleh tingginya tingkat kelembaban akibat terlalu banyak uap air serta adanya bahan baku yang mengandung kadar nitrogen yang berlebihan.

Tingkat keasaman (pH)

Pengamatan pH kompos dimaksudkan sebagai indikator proses dekomposisi. Mikroba kompos dapat bekerja dengan baik pada kondisi pH netral sampai sedikit asam, yaitu antara pH 5,5-8. Tahap awal dekomposisi akan membentuk asam asam organik secara alami.

Jamur akan terbentuk dan mendekomposisi lignin dan selulosa yang terdapat pada bahan kompos.

Pada tahap selanjutnya, asam-asam organik akan menjadi netral dan pada saat kompos sudah bisa dipanen, pH akan mencapai 6-8.

Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Pupuk Kimia

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi