KOMPAS.com - Siklus ovarium merupakan salah satu siklus menstruasi bersama dengan siklus uterus. Siklus ovarium dibagi ke dadalam beberapa fase. Apa saja fase-fase siklus ovarium menstruasi? Berikut adalah penjelasannya!
Siklus ovarium adalah siklus yang mengatur produksi beserta pelepasan sel telur, hormon estrogen, juga hormon progesteron secara teratur. Siklus ovarium disebut juga sebagai siklus indung telur.
Siklus ovarium (indung telur) terbagi menjadi tiga fase, yaitu:
- Fase folikuler
- Fase ovulasi
- Fase luteal
Baca juga: Memahami Siklus Menstruasi dan Ovulasi
Fase folikuler
Fase folikuler dimulai pada hari pertama menstruasi dan berakhir saat perempuan mengalami ovulasi.
Fase folikuler dimulai ketika hipotalamus mengirim sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH).
Hormon ini merangsang ovarium untuk menghasilkan sekitar lima hingga 20 kantung kecil yang disebut folikel dan setiap folikel berisi telur yang belum matang.
Hanya telur yang paling sehat yang akhirnya akan matang. Adapun, sisa folikel kemudian akan diserap kembali ke dalam tubuh.
Baca juga: Pengertian Menstruasi dan Macam-macam Siklus Menstruasi
Folikel yang matang memicu lonjakan estrogen yang menebalkan lapisan rahim untuk menciptakan lingkungan yang kaya nutrisi untuk pertumbuhan embrio.
Umumnya, fase folikuler berlangsung selama sekitar 16 hari dan dapat berkisar dari 11 hingga 27 hari.
Fase ovulasi
Fase ovulasi dimulai dengan peningkatan kadar estrogen selama fase folikuler yang memicu kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH).
Ovulasi kemudian terjadi saat ovarium melepaskan sel telur yang matang. Sel telur lalu mengalir ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma.
Baca juga: Tujuan Pembelahan Meiosis
Fase ovulasi adalah satu-satunya waktu selama siklus menstruasi yang memungkinkan kamu untuk hamil.
Adapun gejala-gejala yang menandai fase ovulasi seperti sedikit peningkatan suhu tubuh basal dan keputihan dengan cairan lebih kental yang mirip seperti tekstur putih telur.
Ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 apabila kamu memiliki siklus 28 hari.
Namun, ovulasi hanya berlangsung sekitar 24 jam. Setelah sehari, sel telur akan mati atau larut jika tidak dibuahi.
Baca juga: Jelaskan Proses Oogenesis pada Wanita
Fase luteal
Setelah folikel melepaskan telur, folikel berubah menjadi korpus luteum. Struktur ini melepaskan hormon progesteron dan estrogen.
Peningkatan hormon membuat lapisan rahim tebal dan siap untuk sel telur yang telah dibuahi untuk ditanamkan.
Jika sel telur berhasil dibuahi dan kehamilan terjadi, tubuh akan memproduksi human chorionic gonadotropin (HCG).
Hormon HCG membantu menjaga korpus luteum dan membuat lapisan rahim tebal.
Baca juga: 9 Jenis Kelenjar dalam Tubuh Manusia beserta Hormon yang Dihasilkan
Namun, jika sel telur tidak dibuahi maka korpus luteum akan menyusut dan diserap kembali oleh tubuh.
Hal ini menyebabkan penurunan kadar estrogen dan progesteron, yang menyebabkan kamu mengalami haid di siklus berikutnya.
Bila kamu tidak hamil saat fase ini, kamu mungkin mengalami gejala sindrom pramenstruasi (PMS).
Gejala sindrom pramenstruasi seperti kembung, payudara bengkak atau nyeri, perubahan suasana hati, sakit kepala, penambahan berat badan, perubahan hasrat seksual, mengidam makanan dan kesulitan tidur.
Fase luteal dapat berlangsung selama 11 hingga 17 hari.
Baca juga: Gangguan pada Sistem Hormon Manusia
Referensi:
- Ani, Murti dan teman-teman. Manajemen Kesehatan Menstruasi. 2022. Padang: PT Global Eksekutif Teknologi.
- Hamilton, Persis. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. 1995. Jakarta: Buku Dokter EGC.