Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Retur Penjualan dan Retur Pembelian

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Retur penjualan adalah penerimaan barang oleh penjual karena barang yang diterima pembeli rusak. Sedangkan retur pembelian adalah pengembalian barang.
|
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

KOMPAS.com - Retur penjualan dan retur pembelian banyak dijumpai dalam transaksi keuangan perusahaan dagang.

Biasanya retur penjualan dicatat dalam jurnal umum. Sedangkan retur pembelian dicatat dalam jurnal keuangan di posisi kredit.

Apa itu retur penjualan dan pembelian?

Pengertian retur penjualan

Semua transaksi penjualan yang dibatalkan, dan barangnya dikembalikan kepada perusahaan oleh konsumen, dinamakan retur penjualan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang dimaksud dengan retur penjualan?

Yang dimaksud dengan retur penjualan adalah penerimaan kembali barang dari konsumen karena rusak atau tidak cocok.

Baca juga: Penjualan: Pengertian Para Ahli, Bentuk, Jenis, dan Tujuannya

Menurut Duwi Priyatno dalam buku Langkah Cepat Menguasai MYOB Accounting (2009), berikut pengertian retur penjualan:

"Retur penjualan adalah pengembalian barang yang telah dibeli pelanggan, karena barangnya rusak atau hal lain."

Dilansir dari buku Dasar-dasar Akuntansi Islamic View (2021) oleh Zulhemy dan Suhendi, retur penjualan adalah pembatalan atas transaksi penjualan.

Bagi perusahaan, transaksi retur ini bisa mengakibatkan berkurangnya pendapatan penjualan dan kas atau piutang dagang perusahaan.

Apabila transaksi returnya berkaitan dengan penjualan kredit, perusahaan akan memberi nota kredit kepada konsumen.

Sebaliknya, jika perkiraan penjualannya didebit, berarti saldo perkiraan penjualan di akhir periode akan memperlihatkan penjualan bersih.

Baca juga: Jurnal Pembelian: Pengertian dan Formatnya

Pengertian retur pembelian

Dikutip dari buku Eksplorasi Zahir Accounting (2008) karya Himayati, berikut pengertian retur pembelian:

"Retur pembelian adalah pengembalian barang atas transaksi pembelian yang telah terjadi, baik itu dengan pembayaran kredit (utang) atau cash (tunai)."

Jika invoice pembelian yang diretur adalah kredit (utang) dan belum terjadi pembayaran, maka form returnya bisa dikurangi dengan utang pembelian.

Namun, jika transaksi pembeliannya sudah lunas dan harus diretur, maka pengurangan utangnya dibebankan pada invoice pembelian.

Menurut Eny Suprapti, dkk dalam buku Pengantar Akuntansi 2 (2022), retur pembelian bisa terjadi jika pembeli mengembalikan barang yang sudah dibelinya.

Alasan pengembalian ini didasari dua hal, yakni kerusakan barang atau barang yang dibelinya ternyata tidak cocok.

Baca juga: 5 Tujuan Akuntansi Keuangan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi