Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori dan Konsep Redoks

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi teori dan konsep redoks
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Reaksi redoks adalah singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi yang berlangsung pada proses elektrokimia.

Secara umum, redoks adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana, seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana (CH4).

Dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula di dalam tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit.

Reaksi kimia yang melibatkan reaksi redoks atau reduksi–oksida sering kali dipakai dalam analisa titrimetri daripada reaksi asam basa, pembentukan kompleks maupun pengendapan.

Ion-ion dari berbagai unsur hadir dalam wujud oksidasi yang berbeda-beda inilah menyebabkan munculnya begitu banyak kemungkinan reaksi redoks atau oksidasi-reduksi.

Baca juga: 3 Konsep Dasar Reaksi Redoks

Perkembangan konsep reaksi redoks menghasilkan tiga konsep, yakni teori klasik, teori modern, dan konsep bilangan. 

Berikut penjelasannya:

Teori klasik

Teori klasik mengatakan bahwasanya, oksidasi adalah sebuah proses penangkapan oksigen dan kehilangan hidrogen.

Akan tetapi, di sisi lain reduksi merupakan proses kehilangan oksigen dan penangkapan hidrogen.

Teori modern

Konsep redoks mengalami perkembangan dengan dilakukannya berbagai percobaan, sehingga menimbulkan teori modern.

Di mana, teori modern ini mengatakan bahwasanya oksidasi adalah sebuah proses yang mengakibatkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat.

Zat yang mengalami oksidasi akan berubah menjadi lebih positif.

Sedangkan, reduksi sendiri merupakan sebuah proses yang mengakibatkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh suatu zat.

Di mana, zat yang mengalami proses reduksi ini akan menjadi lebih negatif.

Dari kedua teori tersebut dan reduksi yang tak hanya dilihat dari penangkapan oksigen dan hidrogen melainkan sebagai proses perpindahan elektron dari zat yang satu satu ke zat yang lainnya.

Baca juga: Pengertian dan Cara Menyetarakan Reaksi Redoks

Konsep bilangan oksidasi

Konsep reaksi redoks yang melibatkan perpindahan elektron ini cuma dapat terjadi pada senyawa ionik saja.

Sementara itu, pada senyawa kovalen tidak. Oleh sebab itulah, timbul konsep redoks yang ketiga, yakni berdasarkan perubahan bilangan oksidasi atau disebut juga biloks.

Bilangan oksidasi merupakan muatan positif dan negatif pada suatu atom. Unsur bilangan oksidasi positif ini sendiri umumnya sebuah atom-atom unsur logam, misalnya Na, Fe, Mg, Ca, dan unsur logam lainnya.

Sedangkan, unsur bilangan oksidasi negatif umumnya merupakan sebuah atom-atom unsur non logam, contohnya O, Cl, F, dan unsur non logam lainnya.

Menurut konsep perubahan bilangan oksidasi, menyatakan bahwa reaksi reduksi yaitu sebuah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi. Sementara itu, reaksi oksidasi sendiri merupakan reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.

Baca juga: Reaksi Oksidasi Reduksi dan Konsep Redoks

Ada delapan aturan dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom yang wajib diketahui, sebagai berikut:

  • Konsep bilangan oksidasi unsur bebas dalam bentuk atom dan molekul yaitu O

Contoh bebas berbentuk atom.
C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne = 0

Contoh bebas berbentuk molekul.
H2, O2, CI2, P4, S8, = 0

  • Konsep bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sesuai dengan jenis muatan ionnya

Misalnya:

Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan AI3+ secara berturut-turut ini yakni +1, +2, dan +3.

Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- berturut-turut adalah +1, -2, dan -3.

  • Konsep bilangan oksidasi unsur pada golongan Logam IA, IIA, dan IIIA sesuai dengan golongan

Contoh bilangan oksidasi Na dalam senyawa NaCl yaitu +1
Seperti: IA = H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr = +1.

Contoh bilangan oksidasi Mg dalam senyawa MgSO2 yaitu +2.
Seperti: IIA = Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra = +2.

Contoh bilangan oksidasi Al dalam senyawa AI203 yaitu +3.
Seperti IIIA = B, Al, Ga, In, Tl = +3.

Baca juga: Jenis Reaksi Kimia dalam Larutan Elektrolit

  • Konsep bilangan oksidasi unsur golongan transisi atau golongan B lebih dari satu \

Contoh:

Bilangan oksidasi Cu = +1 dan +2.
Bilangan oksidasi Au = +1 dan +3.
Bilangan oksidasi Sn = +3 dan +4.

  • Konsep jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion = Jumlah muatannya

Contohnya: NH4+ = +1

  • Konsep jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa = 0

Contohnya: H2O = 0

  • Konsep bilangan oksidasi Hidrogen (H) jika berhubungan dengan logam = -1 tetapi hika H berhubungan dengan nonlogam = +1

Contohnya: Bilangan oksidasi H dalam AIH3 = -1

  • Konsep bilangan Oksigen (O) dalam senyawa peroksida  = -1 dan bikangan oksidasi O dalam senyawa nonperoksida = -2

Contohnya: Bilangan oksidasi O dalam senyawa BaO2 = -1.

 

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi