KOMPAS.com- Salah satu potensi laut dan samudra yang belum banyak diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan samudra untuk menghasilkan listrik.
Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Prancis dan Jepang.
Ada empat katergori pembangkit listrik energi laut, yaitu:
Energi thermal laut
Konversi energi thermal laut menjadi energi listrik dikenal dengan istilah ocean thermal energy conversion (OTEC).
Energi thermal laut memanfaatkan gradien temperatur dalam sebuah proses siklus Rankine.
Sayangnya, energi thermal laut ini memerlukan area yang sangat luas karena rendahnya efisiensi thermal sehingga memerlukan investasi yang sangat besar.
Baca juga: 12 Jenis Pembangkit Listrik
Energi arus laut
Arus laut yang relatif konstan membawa sejumlah besar air melintasi lautan di dunia.
Berbagai teknologi dikembangkan untuk dapat memanfaatkan arus laut dan mengkonversinya menjadi energi yang lebih berguna.
Sambil bergerak dengan lambat sesuai kecepatan angin, arus laut membawa energi yang sangat besar karena densitas air yang dibawanya.
Densitas air laut 800 kali lebih besar daripada densitas udara.
Dengan demikian, untuk luas permukaan yang sama, air yang mengalir dengan kecepatan 12 mil per jam memiliki energi yang setara dengan air berkecepatan konstan 110 mil per jam.
Ada beberapa teknologi yang dikembangkan yaitu, prototipe turbin sumbu horizontal seperti kincir angin yang dipasang didasar laut dangkal sekitar daerah teluk.
Energi gelombang laut
Energi gelombang laut memanfaatkan gelombang permukaan air laut atau perbedaan tekanan dibawah permukaan laut.
Gelombang laut ditimbulkan oleh angin yang bertiup secara konsisten dan menimbulkan gelombang yang continue disepanjang pantai.
Baca juga: Fungsi Air dalam Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Perangkat pembangkit energi gelombang laut mengambil energi dari pergerakan permukaan gelombang laut atau dari fluktasi tekanan dibawah permukaan laut.
Energi pasang surut
Pembangkit listrik energi pasang surut air laut memanfaatkan energi kinetik dan energi potensial pasang surut.
Sebagian besar teknologinya menggunakan dam dan turbin hidrolik.
Salah satu kerugian penggunaan energi pasang surut adalah faktor kapasitasnya yang sangat kecil dan ketidaksesuaian waktu operasinya.
Dengan waktu puncak penggunaan energi listrik oleh konsumen karena siklus pasang surut air laut sekitar 12,5 jam.
Referensi:
- Dasatrio, Yogi. 2017. Teknik Dasar Kelistrikan. Yogyakarta: Zahara Pustaka.
-
Ali, Andi Muhammad Taufik, dkk. 2022. Teknik Konversi Energi. Makassar: Rizmedia Pustaka Indonesia.