Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Kepuasan kerja merupakan tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi.
Dilansir dari buku Manajemen Publik (2005) oleh Hessel Nogi S. Tangkilisan, kepuasaan kerja adalah lam tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat mereka bekerja.
Sehingga kepuasan kerja menyangkut psikologis individu di dalam organisasi yang diakibatkan oleh keadaan yang ia rasakan dari lingkungannya.
Tingkat kepuasan kerja menjadi salah satu faktor yang memengaruhi prestasi kerja, yang akhirnya akan berpengaruh pada efektivitas organisasi.
Baca juga: Pengertian dan Manfaat Penilaian Prestasi Karyawan
Teori kepuasan kerja
Disadur dari buku Perencanaan dan Pengembangan SDM (2016) oleh Doni Juni Priansa, menurut Wexley dan Yukl ada tiga teori tentang kepuasan kerja, yaitu discrepancy theory, equity theory, dan two factor theory.
Berikut penjelasannya:
Teori ketidaksesuaian (discrepancy theory)Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.
Apabila kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy, tetapi merupakan discrepancy yang positif.
Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai melalui kondisi-kondisi yang diinginkan dengan kondisi-kondisi aktual.
Teori keadilan (equity theory)Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung pada ada atau tidaknya keadilan (equity) dalam suatu situasi, khususnya situasi kerja.
Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan adalah input, hasil, keadilan dan ketidakadilan.
Setiap orang akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio input hasil orang lain. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka karyawan akan merasa puas.
Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan bisa menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila perbandingan itu tidak seimbang akan timbul ketidakpuasan.
Teori ini mengidentifikasikan elemen equity meliputi empat hal, yaitu:
- Input
Segala sesuatu yang berharga dirasakan karyawan sebagai masukan terhadap pekerjaanya. Misalnya, pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah jam kerja, dan lain sebagainya.
- Outcomes
Segala sesuatu yang berharga yang dirasakan sebagai hasil dari pekerjaannya, seperti gaji, insentif, dan lain-lain.
- Comparison person
Perbandingan antara input dan outcomes yang diperoleh.
- Equality-inequality
Merasa adil jika input yang diperoleh sama atau sebanding dengan rasio.
Baca juga: Faktor yang Memengaruhi Kinerja Pegawai
Teori dua faktor (two factor theory)Puas tidaknya dalam bekerja bukan merupakan konsep yang kontinu. Kepuasaan kerja seseorang sangat dipengaruhi dua kelompok situasi, yaitu:
- Satisfiers
Faktor-faktor yang menjadi sumber kepuasan seseorang dalam bekerja, antara lain prestasi kerja, kerja itu sendiri memberi kepuasan, tanggung jawab, dan kesempatan promosi.
- Dissatisfiers
Faktor yang menjadi sebab munculnya ketidakpuasan seorang individu.
Misalnya, administrasi dan kebijakan lembaga, teknik pengawasan, gaji, hubungan interpersonal, kondisi kerja, status, dan jaminan kerja.
Perbaikan kondisi ini, seperti perbaikan gaji dan kondisi kerja, akan mengurangi ketidakpuasan kerja. Tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena bukan itu yang menjadi sumber kepuasan kerja.
Baca juga: Tujuan Penialaian Kinerja Pegawai
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.