Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stabilitas Agregat Tanah

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/ALEX FOX
Ilustrasi tanah.
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com - Pembentukan agregat yang stabil terhadap air dilakukan oleh biota tanah, yaitu mikroba, mikroarthropoda serta beberapa makrofauna.

Umumnya, stabilitas agregat tanah meningkat seiring dengan meningkatnya kandungan bahan organik tanah dan biomass mikroba.

Mikroba dapat menjadi agen biologis utama yang membantu mengikat partikel-partikel tanah membentuk agregat yang bersifat stabil terhadap air.

Terdapat dua cara mikroba mengikat partikel-partikel tanah dalam pembentukan agregat yang bersifat stabil terhadap air.

Berikut penjelasannya di bawah ini!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Komponen Penyusun Tanah beserta Proporsinya

Cara mikroba mengikat partikel-partikel tanah 

Ada dua cara mikroba mengikat partikel-partikel tanah dalam pembentukan agregat yang bersifat stabil terhadap air, yaitu pengikatan secara fisik, pengikatan secara mengelem.

Benang hifa cendawan  dan akar-akar halus membentuk saringan di dalam tanah yang secara fisik mengikat partikel-partikel tanah.

Peristiwa ini penting terutama dalam pembentukan agregat makro yang diameternya berukuran kurang dari dua milimeter.

Baca juga: Kebiasaan Makan Hewan Invertebrata Tanah

Akar dan hifa cendawan dapat dikategorikan sebagai agen pengikat yang bersifat sementara, karena mereka tidak dapat bertahan hidup lebih dari satu tahun.

Jika akar dan hifa cendawan tidak digantikan kembali dalam kurun waktu satu tahun, jumlah agregat yang stabil terhadap air di dalam tanah menurun.

Mikroba tanah juga memiliki pengaruh bersifat biokimiawi terhadap stabilitas agregat tanah.

Mikroba (bakteri dan cendawan) mengeluarkan senyawa-senyawa polimer atau metabolit polisakarida yang berfungsi menjadi lem untuk mengikat partikel-partikel tanah.

Baca juga: Peran Mikroorganisme Tanah

Selain mikroba, mikroarthropoda juga memainkan peran penting dalam stabilitas agregat tanah.

Meskipun mikroarthropoda berukuran sangat kecil, mereka berada dalam jumlah yang sangat besar, sehingga dapat berkontribusi sangat nyata dalam pembentukan agregat tanah.

Mikroarthropoda menggunakan cara membuat fragmentasi jaringan tanaman dan berasosiasi dengan hifa cendawan, serta menempatkan material fragmen di dalam tanah melalui butir- butir fesesnya .

Butir-butir feses mikroarthropoda dapat dikolonisasi oleh hifa cendawan dan sel-sel bakteri di antara material tanaman yang terfragmentasi.

Baca juga: Kelompok Mikroba Tanah

Feses cacing tanah juga menyediakan konsentrasi bahan organik, hara dan mikroba.

Hal ini karena feses cacing tanah mengandung lebih banyak bahan organik, nitrogen total, fosfor tersedia dan kation-kation dapat dipertukarkan dibandingkan dengan tanah didekatnya.

Kotoran cacing tanah tahan terhadap pengaruh angin dan air, karena kotoran tersebut memiliki stabilitas agregat yang tinggi.

 

Referensi:

  • Ishak, Lily. Biologi Tanah. 2021. Aceh: Syiah Kuala University Press. 
  • Utomo, Muhajir. Ilmu Tanah. 2016. Jakarta: Kencana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi