KOMPAS.com – Cerita bergambar merupakan media pembelajaran visual untuk menarik anak sekolah dasar meningkatkan literasinya.
Gambar menjadi penunjang pemahaman dan pemerkaya kosakata anak-anak melalui cerita yang disajikan. Gambar dalam cerita bersifat komunikatif dan hidup.
Alasan anak-anak menyukai buku cerita bergambar
Berikut beberapa alasan anak-anak menyukai buku cerita bergambar:
- Berkesempatan untuk memahami masalah secara pribadi maupun sosial, agar dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
- Anak dapat berimajinasi dan meningkatkan rasa ingin tahunya
- Mudah memahami cerita melalui gambar yang disajikan
- Mudah dijumpai
- Anak akan tertarik karena stimulus dari cerita bergambar
- Anak-anak belajar bersimpati pada tokoh yang tidak bisa melalukan suatu ha
- Tertarik untuk mengikuti tokoh yang sempurna, sehingga mendorong kemampuan anak untuk mewujudkan keinginannya
- Anak-anak menyukai gambar dengan paduan warna yang menarik perhatiannya
Tahap pemerolehan bahasa pada anak
Cerita bergambar dapat menjadi media pengenalan dan pemerolehan bahasa pada anak-anak. Bagaimana seorang anak dapat memperoleh bahasa?
Pemerolehan bahasa adalah proses di mana anak-anak menguasai bahasa pertama atau bahasa ibu mereka.
Baca juga: Konflik Cerita: Pengertian dan Contohnya
Proses ini dibagi menjadi:
- Tahap pemerolehan kompetensi dan performansi
Kompetensi merupakan pemerolehan bahasa ibu yang dilakukan secara tidak sadar.
Sementara performansi ialah kemampuan penuturan anak dari pemerolehan bahasa yang didapatkan.
- Tahap pemerolehan semantik
Anak memperoleh makna kata-kata untuk memahami lingkungannya.
- Tahap pemerolehan sintaksis
Kemampuan anak untuk mengungkapkan susunan kalimat yang diawali dua kata. Anak-anak mulai mampu mengomunikasikan apa yang ingin dikatakan.
- Tahap pemerolehan fonologi
Seorang anak yang baru lahir memiliki perbedaan bahasa dengan orang dewasa. Karena berat otaknya baru 30 persen dari ukuran orang dewasa, dan rongga mulutnya masih sempit.
Baca juga: 2 Jenis Cerita Penggemar Fiksi (Fanfiction)
Seiring bertambahnya usia, anak-anak makin bisa menghasilkan bunyi bahasa, karena adanya ruang gerak yang lebih besar dalam mengucapkan kata-kata.
Adapun cara lain yang dapat dilakukan anak dalam memperoleh bahasa, seperti:
- Kognisi sosial dan imitasi: meniru pola bahasa atau kosakata dari orang lain di sekitarnya
- Pengkondisian: pembiasaan terhadap ucapan yang didengar anak sesuai obyek di sekitarnya.
Pendidikan karakter anak melalui cerita bergambar
Cerita bergambar merupakan salah satu cara efektif untuk membangun pendidikan karakter pada anak usia dini.
Cerita ini dapat membantu anak dalam memahami peristiwa dan berpikir konkret ke abstraksi. Cerita bergambar juga dapat memengaruhi emosi anak yang dapat membentuk karakternya.
Syarat-syarat buku cerita bergambar untuk membangun pendidikan karakter anak ialah:
- Terdapat obyek yang menarik dan warna-warni agar tidak membosankan
- Menceritakan kehidupan yang relevan untuk anak usia dini
- Ceritanya harus sesuai dengan perkembangan bahasa anak atau memakai bahasa yang mudah dipahami
- Cerita harus sesuai dengan nilai karakter yang ingin ditanamkan.
Baca juga: 3 Macam Penokohan atau Watak dalam Cerita
Referensi:
Inswide. 2021. Wawasan Pendidikan Karakter. Pekalongan: Nasya Expanding Management.
Fatmawati, Suci Rani. 2015. Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Menurut Tinjauan Psikolinguistik. Jurnal Lentera. Vol. XVIII No. 1.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.