Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Jenis-Jenis Diskriminasi

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi tiga jenis-jenis diskriminasi, seperti rasisme, seksisme, dan ageisme.
Editor: Serafica Gischa

Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Provinsi Jambi 

 

KOMPAS.com - Dilansir dari buku Kamus Sosiologi (2012) oleh Agung Haryanto dan Eko Sujatmiko, pengertian diskriminasi adalah sikap membedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berhubungan dengan kepentingan tertentu.

Disadur dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, terdapat tiga jenis-jenis diskriminasi, seperti rasisme, seksisme, dan ageisme.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Diskriminasi: Pengertian dan Penyebabnya

Berikut penjelasan ketiganya:

Rasisme

Rasisme menjadi istilah yang familier bagi kita semua. Dibandingkan dengan jenis diskriminasi lainnya, rasisme merupakan bentuk diskriminasi yang paling umum terjadi hingga saat ini. Rasisme adalah keyakinan bahwa satu ras dianggap lebih superior dibandingkan ras lainnya.

Di era sekarang, rasisme sering kali berkaitan dengan perbedaan warna kulit. Setiap ras memiliki variasi warna kulit yang berbeda-beda, seperti kulit hitam, coklat, kuning langsat, dan putih.

Di beberapa negara, kulit putih seringkali dianggap sebagai simbol kecantikan. Orang dengan kulit putih dianggap lebih cantik dan menarik daripada mereka dengan kulit gelap.

Dampak dari sikap rasisme ini menyebabkan banyak wanita berusaha untuk memutihkan kulitnya karena merasa tidak percaya diri dan merasa jelek dengan warna kulit alaminya.

Walaupun istilah rasisme populer dalam konteks masa kini, namun diskriminasi berdasarkan ras sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu.

Baca juga: Contoh Diskriminasi dan Cara Menghindari

Seksisme

Jika rasisme didasarkan pada keyakinan sebuah ras jauh lebih unggul ketimbang ras lainnya, maka seksisme adalah keyakinan bahwa laki-laki lebih cerdas dan kuat dari perempuan. Seksisme pada akhirnya membuat perempuan selalu menjadi nomor dua dalam banyak hal, terutama pekerjaan.

Meski seksisme tidak separah rasisme, tetapi tetap saja diskriminasi jenis ini sangat merugikan kaum hawa.

Di masa lalu, perempuan tidak diperbolehkan melamar pekerjaan tertentu karena dianggap tidak akan sanggup melakukannya. Seksisme juga pernah terjadi di Indonesia di era penjajahan.

Pada saat itu, perempuan tugasnya hanya diam di rumah, di dapur, mengurus suami dan anak-anak.

Dikarenakan tugasnya hanya berkutat di rumah, perempuan lantas dilarang mengenyam pendidikan tinggi. Di era sebelum Kartini, banyak perempuan pribumi tidak bisa membaca karena tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan.

Baca juga: Rasisme: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Menanggulangi

Ageisme

Ageisme adalah tindakan diskriminasi berdasarkan usia seseorang. Menariknya, ketimbang jenis diskriminasi yang lain, ageisme jarang disadari oleh banyak orang. Padahal kenyataannya, ageisme terjadi sangat sering dalam kehidupan kita sehari-hari.

Salah satu contoh jenis diskriminasi ageisme adalah, yaitu adanya anggapan bahwa orang yang berusia lebih tua bersikap lebih bijaksana ketimbang mereka yang masih muda.

Sementara yang tua dianggap bijaksana, anak muda sering dipandang sebagai sosok yang ceroboh, egois, tidak tahu, dan tidak bisa apa-apa.

Hal itu sebenarnya sangat wajar karena di usia remaja, mereka memiliki emosi yang kurang stabil.

Ketika masalah muncul, anak muda akan memilih solusi yang paling mudah, tanpa memikirkan akibat dari pilihannya tersebut. Namun tidak semua anak muda begitu bukan?

Bagaimana pun sikap, tindakan, dan pola pikir seseorang tidak selalu sesuai dengan umurnya. Begitu juga dengan banyak orang yang sudah dewasa secara usia ternyata masih memiliki pola pikir yang kekanak-kanakan, bahkan masih sering berbuat onar dan menyusahkan orang sekitarnya.

Tidak hanya anak muda yang menjadi korban dari jenis diskriminasi satu ini. Orang tua juga kadang menjadi pihak yang dirugikan dari jenis diskriminasi ageisme ini.

Baca juga: Pengertian Sikap Menurut Ahli

Contohnya, saat melamar kerja, banyak perusahaan lebih memilih mempekerjakan mereka yang masih muda karena dianggap memiliki fisik yang lebih kuat ketimbang orang yang lebih tua.

Oleh sebab itu, banyak orang tua kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka. Bahkan, jika mereka memiliki segudang pengalaman, mereka tetap terbatasi oleh syarat usia yang ditetapkan oleh perusahaan.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi