Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unsur Obyektivitas dan Subyektivitas dalam Sejarah

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Unsur obyektivitas dan subyektivitas dalam penulisan sejarah berarti sejarawan menggunakan fakta sosial dan pemikirannya dalam menulis.
|
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

KOMPAS.com - Sejarah adalah cabang ilmu yang mempelajari peristiwa di masa lampau untuk dijadikan pembelajaran pada saat ini dan di masa mendatang.

Ada dua unsur yang berkaitan dalam penulisan sejarah, yakni unsur subyektivitas dan obyektivitas.

Jelaskan unsur obyektivitas dan subyektivitas dalam penulisan sejarah! 

Unsur obyektivitas dan subyektivitas dalam penulisan sejarah menggambarkan bagaimana tulisan sejarah itu diproduksi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut penjelasannya:

Unsur subyektivitas sejarah

Dikutip dari buku Filsafat Sejarah (2019) oleh Ajid Thohir dan Ahmad Sahidin, subyektivitas berarti sudut pandang subyektif dari sejarawan.

Artinya sejarawan membiarkan keyakinan ilmunya mengambil peran dalam merekonstruksi penulisan sejarah.

Baca juga: Mengapa Sejarah dapat Difungsikan sebagai Ilmu Bantu?

Subyektivitas berarti ada keberpihakan sejarawan terhadap suatu ideologi, pandangan, kaum, atau agama tertentu.

Meski begitu, subyektivitas dalam penulisan sejarah sulit dihindari. Namun, berbekal norma ilmiah dan metodologi yang jelas, penafsiran subyektivitas bisa diminimalkan.

Sejarawan harus tahu kapan ia harus menempatkan pandangan subyektifnya, dan kapan ia wajib obyektif dalam penulisan sejarah.

Unsur obyektivitas sejarah

Dilansir dari buku Ilmu Sejarah (2014) oleh M. Dien Madjid dan Johan Wahyudhi, obyektivitas ilmu sejarah berbeda dengan ilmu alam.

Informasi masa lampau yang diperoleh hanya sebagian kecil dari peristiwa itu sendiri, di mana manusia menjadi penulisnya.

Obyektivitas dalam penulisan sejarah berarti sejarawan berupaya memunculkan fakta dan teori sosial yang kuat.

Keduanya digunakan untuk menjelaskan rekonstruksi sejarah, agar terhindar dari subyektivitas atau opini sejarawan.

Baca juga: Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah

Pada intinya, obyektivitas sejarah bertujuan untuk memurnikan obyek sejarah dari berbagai kepentingan, ideologi, religi, maupun adat istiadat kaum tertentu.

Kesimpulannya, unsur obyektivitas dan subyektivitas dalam penulisan sejarah adalah obyektif berarti mengandalkan fakta. Sedangkan subyektif mengacu pada opini sejarawan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi