KOMPAS.com – Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibagi menjadi dua yaitu perkecambahan hipogeal dan perkecambahan epigeal. Apa yang dimaksud dengan perkecambahan hipogeal? Berikut adalah penjelasannya!
Pengertian perkecambahan hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang kotiledonnya tetap berada di bawah tanah.
Istilah hipogeal sendiri berada dari Bahasa Yunani kuno yang berarti di bawah.
Hal ini merujuk pada biji tumbuhan hipogeal yang tetap berada di bawah tanah selama proses perkecambahan.
Baca juga: Perkecambahan: Pengertian, Tipe, dan Prosesnya
Dilansir dari Biology LibreTexts, pada perkecambahan hipogeal meristem apikal di ujung epikotil (embrio pucuk) lebih aktif daripada meristem apikal yang berada di hipokotil (embrio batang).
Akibatnya, pembelahan sel di epikotil lebih cepat dan membuat epikotil lebih panjang daripada hipokotil.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, hipokotil tetap pendek dan radikula juga simbol epikotil dipaksa keluar dari kulit biji karena pembelahan sel epikotil yang cepat.
Karena hipokotil tidak memanjang, maka kotiledon tidak terdorong ke atas dan tetap berada di bawah permukaan tanah.
Baca juga: Manfaat Penyebaran Biji bagi Makhluk Hidup
Kotiledon yang tetap berada di bawah tanah membuat biji lebih terlindungi dari lingkungan luar.
Namun, pucuk tanaman tidak dapat langsung berfotosintesis hingga daun sejatinya muncul. Hal tersebut membuat tanaman bergantung pada nutrisi yang terkandung dalam biji.
Contoh tumbuhan dengan perkecambahan hipogeal
Perkecambahan hipogeal dapat terjadi baik pada tumbuhan dikotil maupun monokotil. Perkecambahan tipe hipogeal dapat dijumpai pada tumbuhan:
- Padi
- Sirih
- Pinang
- Kelapa
- Jagung
- Nangka
- Mangga
- Gandum
- Kacang polong.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.