KOMPAS.com - Baru-baru ini, topik mengenai gentrifikasi tengah ramai dibicarakan di media sosial.
Namun, beberapa warganet masih awam dengan istilah "gentrifikasi".
Lalu, apa pengertian gentrifikasi, dampak gentrifikasi, dan contoh terjadinya gentrifikasi? Berikut pembahasannya:
Baca juga: Apa itu Migrasi, Imigrasi, Transmigrasi dan Emigrasi?
Pengertian gentrifikasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gentrifikasi diartikan sebagai imigrasi penduduk kelas ekonomi menengah ke wilayah kota yang buruk keadaannya atau baru saja diperbaiki dan dipermodern.
Masih mengacu KBBI, gentrifikasi juga dapat diartikan proses, cara, perbuatan merenovasi lingkungan lama menjadi lingkungan yang lebih sejahtera, misalnya dengan memperbarui model bangunan.
Dikutip dari buku Glosarium Istilah Pemerintahan (2019) oleh Toman Sony Tambunan, gentrifikasi adalah usaha peningkatan vitalitas suatu lingkungan permukiman melalui peningkatan kualitas lingkungannya, namun tanpa menimbulkan perubahan yang berarti dari struktur fisik lingkungan permukiman.
Baca juga: Transmigrasi: Tujuan dan Jenisnya
Dampak gentrifikasi
Dilansir dari buku Pemikiran Isu dan Strategi Pengembangan Wilayah dan Kota di Indonesia (2021) oleh Forina Lestari, dampak fenomena gentrifikasi, baik dampak positif maupun negatif dapat dilihat dari beberapa aspek yang terjadi seperti aspek fisik yang meliputi perubahan guna lahan dan harga lahan.
Sedangkan dampak aspek non fisik meliputi ekonomi dan sosial.
Agar lebih mudah memahaminya, berikut penjabaran dampak positif dan negatif dari gentrifikasi:
Baca juga: Transmigrasi: Pengertian, Tujuan, Sejarah Singkat, dan Fasilitasnya
Dampak positifDampak positif menyebabkan gentrifikasi menguntungkan beberapa pihak, seperti pemerintah, pengusaha real estate, investor, pemerintah (keuntungan ekonomi dari pungutan pajak), atau sebagian masyarakat penghuni.
Dampak negatifSelain dampak positif, dalam proses gentrifikasi ada juga dampak negatif yang umumnya menimpa masyarakat berpenghasilan rendah, yang berakhir pada proses displacement (pemindahan).
Penggusuran menjadi identik dengan gentrifikasi yang berkonotasi negatif, meskipun nyatanya perpindahan akibat gentrifikasi ini tidak selalu berdampak negatif.
Namun, displacement pada konteks yang lebih luas disadari bukan hanya terjadi pada fenomena gentrifikasi seperti perpindahan karena adanya bencana, tuntutan pekerjaan, dan lainnya.
Meskipun seringnya displacement ini terjadi karena kebijakan publik, kegiatan tersebut identik dengan adanya pemaksaan.
Baca juga: Urbanisasi: Pengertian dan Contohnya
Contoh fenomena gentrifikasi di Indonesia
Salah satu contoh dinamika gentrifikasi pada aspek fisik dapat dilihat pada sebuah kawasan yang ada di Kabupaten Tangerang yaitu Kecamatan Cisauk sebagai penyangga Kabupaten Tangerang.
Berawal dari posisi strategis Kabupaten Tangerang sebagai penyangga Ibukota DKI Jakarta, kemudian berkembang menjadi bagian dari Megapolitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi), menjadikan daerah ini berperan sebagai pusat industri, perdagangan, dan jasa.
Maka tumbuhlah pemukiman-pemukiman berskala besar sebagai kota baru di Kabupaten Tangerang ini.
Selain difungsikan sebagai permukiman, Kecamatan Cisauk sebgaai tempat aktivitas pendidikan juga perdagangan dan jasa yang turut memengaruhi pertumbuhan kawasan di sekitarnya.
Baca juga: Urbanisasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Solusinya
Perkembangan Kapupaten Tangerang yang sangat pesat ini tidak terlepas dari limpasan kota-kota mandiri di sekitarnya seperti Summarecon Serpong dan Citra Raya.
Selain itu, perkembangan Kabupaten Tangerang juga terdapat Bumi Serpong Damai (BSD) yang terletak di Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan. Sebuah konsorsium yang dipimpin Ciputra pada tahun 1989.
BSD City merupakan salah satu kota satelit dari Jakarta yang pada awalnya ditujukan untuk menjadi kota mandiri, di mana semua fasilitas disediakan di kota tersebut termasuk kawasan industri, perkantoran, pendidikan, wisata, sekaligus kawasan perumahan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.