Sensor Aktif dan Pasif dalam Penginderaan Jauh

KOMPAS.com - Sensor dalam penginderaan jauh berfungsi untuk mendeteksi juga merekam tenaga elektromagnetik.

Dalam penginderaan jauh, ada dua jenis sensor yakni sensor aktif dan pasif.
Apa itu sensor aktif dan pasif dalam penginderaan jauh?

Sensor aktif dalam penginderaan jauh

Dilansir dari buku Penginderaan Jauh dalam Bidang Kehutanan (2019) oleh Syamsu Rijal dkk, sensor aktif berarti penginderaan jauh menggunakan energi dari sensor itu sendiri.

Sensor itu akan membangkitkan energi yang kemudian diarahkan pada obyek. Kemudian energi tersebut dipantulkan kembali pada sensor.

Energi yang tertangkap oleh sensor, disimpan dalam basis data untuk selanjutnya dianalisis lebih lanjut.

Baca juga: Manfaat Penginderaan Jauh di Bidang Demografi

Adapun contoh sensor aktif yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah radar.

Prinsip kerja radar serupa dengan yang telah disebutkan di atas. Radar akan membangkitkan energi untuk diarahkan pada obyek, dan dipantulkan kembali.

Sensor pasif dalam penginderaan jauh

Dikutip dari situs NASA, sensor pasif adalah instrumen gelombang mikro yang dirancang untuk menerima dan mengukur energi.

Jika sensor aktif berarti energi dihasilkan oleh sensor itu sendiri, beda halnya dengan sensor pasif, di mana sensor itu hanya bertugas menangkap energi.

Sensor pasif ini tidak akan membangkitkan energi sendiri. Karena energi utamanya diperoleh dari Matahari.

Energi Matahari itu akan dipancarkan pada obyek, untuk kemudian dipantulkan kembali menuju sensor penginderaan jauh.

Selain dari Matahari, energi itu juga bisa didapatkan dari sumber panas atau termal, seperti lokasi kebakaran hutan, sumber panas Bumi, dan lainnya.

Baca juga: 3 Fungsi Sensor dalam Penginderaan Jauh

Apa saja sensor-sensor penginderaan jarak jauh pasif?

Contoh sensor penginderaan jarak jauh pasif adalah satelit. Beberapa contoh satelit itu, yakni Landsat, SPOT, ALOS AVNIR, LISAT, dan sebagainya.