Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi Ekonomi: Solusi dan Contohnya

Baca di App
Lihat Foto
DOK. Shutterstock
Ilustrasi resesi.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Resesi ekonomi adalah kondisi di mana terjadi penurunan secara signifikan aktivitas ekonomi umum dalam suatu wilayah yang dapat ditandai oleh terkontraksinya Produk Domestik Bruto (PDB) secara beruntun selama dua kuartal atau lebih.

Resesi ekonomi dapat disebabkan karena guncangan ekonomi secara mendadak, tingkat inflasi yang tinggi, gelembung aset, perubahan teknologi, cara mengelola utang yang tidak sehat, dan tingkat deflasi yang signifikan.

Baca juga: Apa itu Resesi Ekonomi?

Solusi resesi ekonomi

Berikut solusi yang dapat ditawarkan dalam menghadapi resesi ekonomi:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdapat solusi untuk mengurangi dampak dari resesi ekonomi yaitu dengan diterapkannya kebijakan yang mempromosikan lapangan kerja dan kewirausahan oleh pemerintah.

Hal tersebut dapat dicapai dengan dukungan untuk usaha kecil atau menengah, insentif pajak untuk bisnis, dan investasi dalam pembangunan infrastruktur.

Pemerintah juga dapat memberikan bantuan kepada masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena resesi.

Solusi lainnya adalah dengan berkumpulnya komunitas dan saling mendukung di masa-masa sulit. Masyarakat dapat berinisiatif membentuk bank makanan, program pelatihan kerja, serta layanan dukungan kesehatan mental.

Tiap individu juga harus melakukan langkah untuk mengamankan masa depan finansial mereka, seperti menabung, berinvestasi dengan bijak, dan mengasah keterampilan baru yang diperlukan dalam pasar kerja.

Baca juga: Dampak Resesi Ekonomi

Dalam mengatasi resesi ekonomi di Indonesia, kebijakan fiskal berperan untuk mendorong pencapaian target-target pembangunan yang telah ditetapkan.

Peranan itu selaras dengan salah satu fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) sebagai alat untuk menjaga stabilitas dan akselerasi kinerja ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi akan tercapai.

Selain solusi-solusi di atas, terdapat beberapa berbagai tips lain untuk mengatur keuangan dalam menghadapi resesi ekonomi, yaitu:

Baca juga: Penyebab Resesi Ekonomi

Contoh resesi ekonomi 

Berikut beberapa contoh kasus resesi ekonomi, yaitu: 

Resesi Hebat 2008 

Secara berturut-turut terdapat empat kuartal pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) negatif, yaitu pada saat dua kuartal terakhir 2018 dan dua kuartal pertama 2009. Dimulainya resesi pada kuartal pertama 2008 saat PDB menyusut hingga 2,3 persen. 

Tidak seperti resesi pada umumnya, permintaan untuk perumahan lebih dahulu melambat. Oleh karenanya, banyak ahli ekonomi yang mengira ini hanyalah akhir dari sektor perumahan, bukan awal suatu resesi. 

Berikut faktanya: 

  • Pada tahun 2008, PDB menurun tajam sebesar 2,1 persen pada kuartal ketiga. Kemudian dilanjutkan penurunan sebesar 8,4 persen pada kuartal keempat. Pada tahun 2009, PDB mengalami penurunan lagi sebesar 4,4 persen pada kuartal pertama dan 0,6 persen pada kuartal kedua.  
  • Ketenagakerjaan mengalami penurunan sebesar 33.000 orang kehilangan pekerjaan pada Juli 2007. Kemudian membaik bulan Desember dengan mendapatkan 110.000 pekerjaan. Namun, Februari 2008 turun 48.000 orang kehilangan pekerjaan. Kerugian terus meningkat hingga pada Desember 2008 sebanyak 704.000 orang kehilangan pekerjaan. 
  • Bulan terburuk yaitu pada Maret 2009 sebanyak 803.000 orang kehilangan pekerjaan dan tidak segera membaik. Setelah itu, pada 2010 mulai membaik dengan adanya 180.000 orang mendapatkan pekerjaan. 
  • Pada Oktober 2009, pengangguran naik menjadi 10 persen.
  • Harga rumah mengalami penurunan 10 persen. 

Fakta-fakta tersebut menandakan resesi secara berturut-turut pada tahun 2008 dan 2009. Hal ini dapat dikatakan sebagai resesi hebat karena merupakan resesi terpanjang.

Perekonomian dunia 2015 lesu 

Lesunya perekonomian dunia pada 2015 mempengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia. Kondisi ini memberikan dampak menurunnya realisasi pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksi akan mencapai level 5,5 persen, namun pada kenyataannya hanya tercapai pada kisaran 4,7 persen. 

Pemulihan perekonomian global yang lambat dari perkiraan dan kekhawatiran akan pengurangan terhadap stimulus keuangan oleh The Fed menjadi penyebab utama lesunya perekonomian dunia dan berimbas pada perekonomian domestik.

Berbagai dampak yang ditimbulkan oleh lesunya perekonomian dunia terhadap perekonomian Indonesia, antara lain: 

  • Target-target yang tercantum dalam APBN 2015 tidak tercapai. 
  • Penurunan permintaan pada ekspor Indonesia yang mayoritas masih mengandalkan ekspor komoditi mentah.

Karena dampak seperti di atas, target penerimaan APBN tidak tercapai. Dampak lanjutannya adalah terjadinya peningkatan defisit APBN yang harus dibiayai dengan penerbitan utang baru. Pemerintah harus menerapkan berbagai cara dan kebijakan agar perekonomian Indonesia segera keluar dari kondisi buruk tersebut.

Referensi:

  • Kompas.com/Serafica Gischa | Editor Serafica Gischa
  • Afizha, Jihan (n.d.). 5 Tips Mengatur Keuangan yang Baik Dalam Menghadapi Resesi Ekonomi. DJKN Kementerian Keuangan. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/16147/5-Tips-Mengatur-Keuangan-yang-Baik-Dalam-Menghadapi-Resesi-Ekonomi.html
  • Badan Kebijakan Fiskal. (2022, November 10). Resesi. Badan Kebijakan Fiskal. https://fiskal.kemenkeu.go.id/fiskalpedia/2022/11/10/19-resesi
  • Heliany, I. (2021, March). Peran Kebijakan Fiskal dalam Mengatasi Resesi Ekonomi di Indonesia. In Prosiding Seminar Stiami (Vol. 8, No. 1, pp. 15-21).
  • Rianda, C. N. (2023). ANALISIS DAMPAK RESESI EKONOMI BAGI MASYARAKAT. AL-IQTISHAD: Jurnal Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam, 1(1), 1-7.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi