KOMPAS.com - Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran yang ditentukan dapat tercapai, yang mana hasilnya nanti akan digunakan untuk merefleksikan dan menganalisis proses pembelajaran yang telah dilalui.
Penggunaan alat evaluasi pembelajaran ini sangat diperlukan dalam pembelajaran sebagai parameter pencapaian hasil belajar yang telah dilaksanakan.
Untuk itu, lahirlah taksonomi dalam bidang pendidikan yang membantu dalam mengklasifikasikan tujuan pembelajaran serta pengukuran hasil belajar berdasarkan ranahnya masing-masing.
Baca juga: Pengertian Hasil Belajar dan Faktor yang Memengaruhinya
Pengertian taksonomi bloom
Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) yang mengidentifikasi keterampilan berpikir mulai dari jenjang yang rendah hingga ke jenjang yang tinggi.
Taksonomi dalam pendidikan pertama kali dicetuskan oleh seorang psikologi pendidikan Benjamin S. Bloom, sehingga dikenal dengan istilah Taksonomi Bloom.
Pada hakikatnya Taksonomi Bloom adalah suatu sistem pengelompokan perilaku belajar peserta didik yang terukur dan dapat diamati, yang bertujuan untuk membantu perencanaan dan penilaian hasil belajar.
Taksonomi dalam bidang pendidikan yang digunakan sebagai penentu tujuan pembelajaran atau target pembelajaran yang hendak dicapai melalui proses belajar.
Baca juga: 2 Dimensi Hasil Belajar (Taksonomi Bloom)
Teori Bloom
Teori bloom pada dasarnya adalah mengklasifikasikan tujuan atau target pembelajaran ke ranah-ranah tertentu, mulai dari level yang rendah hingga ke level yang tinggi.
Pada awal penyusunannya, Bloom merumuskan dua ranah pembelajaran yaitu ranah kognitif yang mencakup kegiatan otak atau pengetahuan, dan ranah afektif yang mencakup perilaku terkait emosional atau sikap.
Kemudian pada tahun 1966, Simpson merumuskan satu domain untuk melengkapi taksonomi yang dicetuskan oleh Bloom, yaitu domain psikomotor yang terdiri dari keterampilan fisik dan motorik seseorang.
Seiring berjalannya waktu, taksonomi bloom terus megalami revisi oleh para ahli untuk menyempurnakannya dan mengarah ke penilaian yang lebih spesifik.
Saat ini, taksonomi bloom yang digunakan sudah versi revisi dari model taksonomi bloom sebelumnya, di mana taksonomi bloom memusatkan perhatiannya pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Baca juga: Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar
Tujuan taksonomi bloom
Taksonomi Blom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan, sebagaimana pendapat Bloom bahwa tujuan pendidikan harus mampu mencapai ketiga ranah yang ditentukan.
Adapun tujuan merumuskan taksonomi bloom antara lain:
- Dapat membantu mengukur tujuan yang dicapai
- Sebagai acuan untuk mengelompokkan kompetensi yang dituju
- Digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional
- Sebagai pemetaan konsep dalam materi pembelajaran
- Sebagai acuan menentukan level kognitif suatu materi pembelajaran
- Dapat menjadi parameter pencapaian hasil belajar
Maka dapat disimpulkan bahwa taksonomi bloom telah memengaruhi pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan kurikulum serta desain pembelajaran.
Baca juga: Mengenal Kurikulum Merdeka dan Peran Gurunya
Langkah menerapkan taksonomi bloom
Satu hal yang penting dalam taksonomi bloom adalah adanya tingkatan yang dimulai dari tujuan pembelajaran pada level terendah sampai ke level tertinggi secara bertahap.
Artinya, tujuan pada level yang lebih tinggi tidak akan dapat dicapai apabila tujuan pada level rendahnya belum tercapai.
Adapun langkah-langkah dalam menerapkan taksonomi bloom dalam pembelajaran antara lain:
- Menentukan tujuan pembelajaran
Hal pertama yang dilakukan dalam menerapkan taksonomi bloom adalah menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Dalam perumusannya, tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan kompetensi dasar siswa dan materi pembelajaran yang akan dipelajari.
- Menentukan kompetensi pembelajaran
Kompetensi pembelajaran harus dirumuskan berdasarkan kemampuan siswa agar sesuai dengan kapasitas kemampuan siswa sehingga tujuan pembelajaran yang dituju akan tercapai.
- Menentukan ranah kemampuan intelektual siswa
Dalam menentukan ranah kemampuan intelektual siswa harus disesuaikan dengan kompetensi pembelajaran.
Adapun ranah yang digunakan pada taksonomi bloom yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik (keterampilan).
Baca juga: 7 Pengertian Media Pembelajaran Menurut Ahli
- Menggunakan kata kunci yang tepat
Selanjutnya yaitu menggunakan kata kunci yang tepat sebagai indikator pencapaian kompetensi siswa.
Kata kunci yang tepat dapat ditemukan melalui kata kerja operasional yang telah ditetapkan berdasarkan taksonomi bloom. Untuk kata kunci, gunakan mulai dari level yang terendah kemudian bertahap ke level yang semakin tinggi.
- Menentukan media pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan pun tidak semena-mena sesuai keinginan guru, melainkan harus disesuaikan dengan taksonomi bloom yang telah ditentukan.
Selain itu, usahakan memilih media pembelajaran yang menarik agar dapat memusatkan perhatian siswa.
Referensi:
- Dr. Ida Farida, M.Pd. 2017. Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
- Nafiati, D.A. 2021. Revisi Taksonomi Bloom: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Humanika, Vol. 21, No. 2
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.