Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kestabilan Emosi: Pengertian, Aspek, dan Faktor yang Memengaruhinya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Kestabilan emosi adalah kondisi di mana emosi seseorang bersifat stabil, dan ketika mendapat rangsangan eksternal, emosinya tidak terpengaruh.
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Kestabilan emosi adalah kondisi di mana emosi terasa stabil, kokoh, dan tidak mudah digoyahkan.

Apa itu kestabilan emosi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian kestabilan emosi

Kestabilan emosi didukung oleh kesehatan fisik yang berhubungan dengan kesehatan dan penyesuaian emosi.

Stabilitas emosi pada usia remaja merupakan keseimbangan dan kemantapan remaja dalam memahami, mengendalikan, mengungkapkan, dan menyesuaikan perasaan secara mandiri.

Kestabilan emosi adalah kemampuan seseorang beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Ketika dihadapkan pada permasalahan, kestabilan emosi berarti tidak mengekspresikan emosinya secara berlebihan, dan mampu mengendalikan diri.

Kestabilan emosi (emotional stability) adalah keterbebasan dari sejumlah variasi atau tidak menentunya suasana hati.

Baca juga: Mengapa Kelompok Memiliki Emosi yang Bervariasi?

Kestabilan emosi adalah keadaan emosi manusia yang bila mendapat rangsangan emosional dari luar, tidak menunjukkan gangguan emosional, seperti depresi dan kecemasan.

Dengan kata lain, individu tersebut mampu mengendalikan dirinya dengan baik.

Kestabilan emosi merupakan proses di mana pribadi secara berkesinambungan berusaha mencapai emosi yang sehat dan selaras dalam jiwa juga raga.

Pendapat lain mengatakan bahwa kestabilan emosi berarti kondisi yang benar-benar kokoh, tidak mudah terganggu, punya keseimbangan yang baik, dan mampu menghadapi segala sesuatu dengan emosi yang tetap.

Kesimpulannya, kestabilan emosi adalah kondisi individu dengan emosi yang matang, dan tidak akan mendapat gangguan emosional jika mendapat rangsangan dari luar.

Misal, punya keseimbangan emosi yang baik, dan mampu meneyelesaikan atau menghadapi masalah dengan kondisi emosi yang tetap.

Baca juga: 22 Istilah Emosi Manusia Dalam Psikologi yang Jarang Diketahui

Aspek-aspek kestabilan emosi

Ada tiga aspek kestabilan emosi, yaitu:

  • Adequasi emosi

Merupakan aspek yang berhubungan dengan respons emosi, bersifat baik, juga sehat.

Oleh karena itu, untuk memperoleh kesehatan emosi, kita tidak boleh menahan atau menghilangkan reaksi emosi yang timbul.

Sikap tenang dan dingin merupakan penyesuaian emosi yang baik. Kita perlu menciptakan reaksi emosi yang memadai atau adequasi, agar tidak merusak penyesuaian emosi.

  • Kematangan emosi

Adalah kemampuan seseorang untuk mengeluarkan reaksi emosi sesuai tingkat kepribadiannya.

Kematangan emosi tidak mempunyai batasan umur. Berarti kematangan emosi tidak bisa dilihat dari kemampuan individu menyesuaikan diri terhadap stress, kekhawatiran, atau kemarahan.

Baca juga: Mengenal Individu dengan Karakteristik Self Control

  • Kontrol emosi

Merupakan fase khusus dari kontrol diri yang sangat penting bagi tercapainya kematangan, penyesuaian, dan kesehatan mental.

Kontrol emosi, meliputi pengaturan emosi dan perasaan sesuai tuntutan lingkungan atau situasi, dan standar dalam diri individu yang berhubungan dengan nilai, cita-cita, dan prinsip.

Apabila tiga aspek kestabilan emosi itu berfungsi dengan baik, akan menghasilkan individu yang dewasa dan matang secara pikiran, mampu mengontrol emosi, terutama ketika sedang menghadapi masalah.

Faktor-faktor yang memengaruhi kestabilan emosi

Menurut Hurlock, kestabilan emosi dipengaruhi empat faktor, yakni:

  • Fisik

Individu yang sehat secara jasmani, tidak akan mudah marah atau cepat tersinggung. Mereka akan merasa nyaman dan tenteram dalam kondisi jasmani yang sehat.

Di sisi lain, individu cenderung mudah marah dan tersinggung, ketika salah satu anggota badannya kurang sehat secara medis.

Ini disebabkan karena adanya kekurangan yang dirasakan individu, dan membuat mereka kurang nyaman.

Baca juga: 6 Pengertian Efikasi Diri Menurut Ahli

  • Kondisi lingkungan

Merupakan kondisi lingkungan di mana individu berada. Lingkungan yang dapat menerima kehadiran individu, akan membuat individu stabil secara emosi.

Namun, bila lingkungannya tidak bisa menerima kehadiran individu, mereka akan merasa tertolak. Akibatnya individu merasa tidak dihargai dan diterima.

Faktor ini berkaitan dengan pengaruh lingkungan tempat tinggal, baik lingkungan keluarga maupun sosial masyarakat.

  • Jenis kelamin

Adalah perbedaan perempuan dan laki-laki secara biologis sejak dilahirkan.

Laki-laki berpendapat bahwa maskulinitas memengaruhi pengekspresian emosi mereka yang cenderung terbatas, dibandingkan perempuan.

  • Faktor pengalaman

Faktor ini berkaitan dengan norma budaya setempat. Individu berupaya mengetahui bagaimana anggapan orang lain soal ungkapan emosi.

Mereka akan mempelajari bagaimana cara mengekspresikan emosi yang bisa dan tidak bisa diterima lingkungan sekitar

Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kestabilan emosi adalah faktor fisik, kondisi lingkungan, jenis kelamin, serta pengalaman.

Baca juga: Apa itu Self Efficacy?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi