Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Isolasi Geografi dan Pengaruhnya pada Keragaman Budaya

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Arfianti Wijaya Wardhani
Ilustrasi Pengertian Isolasi Geografi
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Indonesia memiliki budaya yang beragam. Mulai dari wilayah Sabang hingga Merauke.

Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi keberagaman budaya, salah satunya karena pengaruh geografis yaitu isolasi geografi.

Pengertian isolasi geografi

Isolasi mengandung arti pemisahan suatu hal dari hal lain.

Secara sederhana, isolasi geografi dapat diartikan sebagai dipisahkan oleh tempat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bentuk-bentuk Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia

Isolasi geografi adalah terpisahnya suatu populasi oleh penghalang yang dapat berupa kondisi alam atau keadaan geografi.

Kondisi alam tersebut dapat bermacam-macam, seperti laut yang luas atau kepulauan.

Mereka sulit untuk melakukan perpindahan dari satu pulau ke pulau lainnya karena keterbatasan teknologi di bidang perkapalan.

Oleh karena itu, kelompok populasi tersebut mengembangkan kebudayaannya masing-masing berdasarkan kondisi lingkungan tempat mereka menetap.

Perkembangan tersebut dilakukan secara berbeda-beda menyesuaikan kebutuhan untuk bertahan hidup mereka yang juga berbeda-beda.

Pengaruh isolasi geografi pada keberagaman budaya

Salah satu latar belakang pembentukan masyarakat dengan keberagaman budaya (multikultural) adalah karena bentuk wilayahnya.

Pada negara kepulauan, seperti Indonesia, terjadi isolasi geografis yang menyebabkan kemajemukan suku bangsa dan budaya. Kemajemukan tersebut dapat terjadi karena pulau-pulau tempat tinggal masyarakat Indonesia dipisahkan oleh selat dan laut

Pada zaman dahulu, leluhur Indonesia datang dari Yunan (Tiongkok bagian Selatan) yang kemudian secara berkelompok mereka datang ke Nusantara.

Masyarakat tersebut menyebar dan membuat permukiman di pulau-pulau besar ataupun kepualauan yang ada.

Laut menjadi isolasi alamiah di antara kelompok-kelompok masyarakat tersebut.

Baca juga: 5 Peran dan Fungsi Keragaman Budaya 

Oleh karena itu, mereka kemudian berkembang menjadi satu kesatuan suku bangsa. Kesulitan dalam perpindahan pulau karena keterbatasan teknologi mengakibatkan mereka menjadi fokus untuk mengembangkan kebudayaan mereka masing-masing.

Sesuai dengan yang telah disebutkan sebelumnya, kebudayaan berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar dan kebutuhan untuk bertahan hidup.

Akibatnya kebudayaan yang berkembang di suatu masyarakat dapat berbeda dengan kebudayaan yang berkembang di masyarakat lain.

Indonesia pun jadi memiliki beragam suku bangsa dengan keberagaman budaya.

Selain itu, isolasi geografi juga merupakan faktor mengapa masyarakat Sulawesi menjadi majemuk. Keadaan geografi membagi Sulawesi menjadi sejumlah wilayah dan daerah terpencil.

Ketika leluhur masyarakat Sulawesi datang secara bergelombang sebagai imigran dari berbagai penjuru, keadaan geografi memaksa mereka untuk tinggal dan menetap di suatu wilayah atau daerah yang terpisah antara satu dengan lainnya.

Isolasi geografi tersebut menyebabkan penduduk yang menempati setiap daerah tumbuh menjadi satu kesatuan suku bangsa.

Setiap kesatuan suku bangsa terdiri atas sejumlah anak suku yang dipersatukan oleh emosional dan memandang diri mereka sebagai satu jenis tersendiri.

Baca juga: Keragaman Budaya: Sifat dan Manfaatnya

Pengaruh dari isolasi geografi juga dapat dilihat pada Suku Bali Aga. Suku Bali Aga memiliki kebudayaan yang jauh berbeda dengan masyarakat Bali pada umumnya. Mereka juga identik sebagai orang gunung dan tinggal di pedalaman tanpa teknologi.

Selain karena mendapat pengaruh Jawa-Hindu karena invasi kerajaan Majapahit, kebudayaan mereka juga dipengaruhi oleh isolasi geografi.

Suku Bali Aga memilih untuk hidup di pegunungan saja. Hidup di daerah terpencil tersebut membuat budaya Suku Bali Aga terjaga dari pengaruh budaya luar.

Selain itu, masyarakat Suku Bali Aga juga melarang adanya pernikahan dengan warga luar desa untuk menjaga kelestarian budaya mereka.

 

Referensi:

  • Purwanto, Rudy. Dkk (2015). Top No 1 UN SMA/MA IPS 2016. Jakarta Selatan: Bintang Wahyu.
  • P, Mukhlis. Dkk. (1995). Sejarah Kebudayaan Sulawesi. Jakarta: Depdikbud.
  • Tim Solusi Cerdas. (2020). Pocket Shortcut Saintek. Solo: Genta Smart Publisher.
  • Sugiarta, Gita & Hanna, Yusmira. (2020). Ipocket Soshum SMA. Solo: Genta Smart Publisher.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi