KOMPAS.com – Pewarisan sifat adalah sifat-sifat maupun ciri-ciri yang diturunkan oleh induk kepada turunannya. Terdapat beberapa prinsip pewarisan sifat.
Empat prinsip pewarisan sifat
Terdapat empat prinsip pewarisan sifat yang ditemukan dari gabungan prinsip-prinsip Mendel.
Berikut keterangannya:
- Prinsip hereditas
Prinsip hereditas adalah prinsip yang menyatakan bahwa perwarisan sifat-sifat suatu organisme dikendalikan oleh gen atau faktor menurun.
Setiap individu yang berkembang dari zigot adalah hasil dari persatuan gamet-gamet, yaitu spermatozoon (gamet jantan) dan ovum (gamet betina).
Melalui gamet-gamet yang telah disebutkan di atas, diturunkannya informasi genetik dari induk (kedua orang tua) kepada individu yang dibentuknya.
Informasi genetik tersebut adalah struktur nyata yang merupakan gen yang terkandung dalam kromosom.
Baca juga: Hal Keliru dalam Pewarisan Sifat
- Prinsip segregasi bebas
Pada pembentukkan gamet, pasangan gen memisah dengan bebas, sehingga setiap gamet mendapatkan salah satu gen dari pasangan gen (alel) tersebut.
- Prinsip berpasangan bebas
Pada fertilisasi (pembuahan), gen-gen dari gamet jantan maupun gamet betina akan berpasangan dengan bebas.
- Prinsip dominasi penuh atau tidak penuh (intermediet)
Fenotip (pengaruh) gen dominan akan tampak menutupi pengaruh gen resesif.
Di sisi lain, pada prinsip dominasi tidak penuh, fenotip fen pada individu heterozigot berada di antara pengaruh dari dua alel gen penyusunnya.
Tiga prinsip Mendel yang pertama
Setelah memperhatikan hasil-hasil dari persilangan monohibrid, Mendel merumuskan tiga prinsip pewarisan sifat.
Prinsip-prinsip pewarisan sifat tersebut, sebagai berikut:
- Unit faktor hadir berpasangan
Sifat genetik dikontrol oleh suatu faktor yang hadir berpasangan di dalam setiap individu.
Pada suatu persilangan monohibrid, seperti persilangan yang melibatkan tanaman berbatang tinggi dan tanaman berbatang rendah, terdapat suatu faktor khas yang merupakan penentu dari tinggi atau rendahnya batang pada tanaman.
Faktor itu dapat disebut sebagai faktor alel. Setiap individu diploid mendapatkan satu alel dari setiap induknya. Karena alel tersebut akan hadir berpasangan, maka akan muncul tiga kombinasi yaitu:
-
- Kedua alel yang dimiliki menentukan sifat tinggi
- Kedua alel yang dimiliki menentukan sifat rendah
- Gabungan dari satu alel tinggi dan alel pendek
Setiap individu pasti akan mempunyai salah satu dari ketiga kombinasi tersebut.
Baca juga: Mekanisme Pewarisan Sifat pada Kelainan Buta Warna
- Sifat dominan dan resesif
Jika dua alel yang bertanggung jawab terhadap kemunculan satu sifat hadir dalam satu individu, maka dapat disimpulkan bahwa akan ada satu alel yang bersifat dominan dan satu alel yang bersifat resesif.
Di setiap perkawinan monohibrid, sifat yang muncul pada individu generasi F1 adalah akibat dari adanya faktor atau alel yang bersifat dominan.
Sifat yang tak muncul pada , namun muncul lagi pada dikontrol oleh alel resesif.
- Segregasi
Pada proses pembentukkan gamet pasangan-pasangan alel memisah dengan acak sehingga setiap gamet akan mempunyai salah satu dari pasangan alel dengan kemungkinan yang sama.
Prinsip tersebut amat cocok dalam menjelaskan hasil perkawinana monohibrid.
Fenomena ini dikenal sebagai Hukum Mendel 1 atau hukum pemisahan alel yang sejenis.
Dalam peristiwa meiosis, sepasang alel dari satu gen yang sama akan memisah ke masing-masing sel anakan dan menjadi sel telur dan sel sperma.
Baca juga: Pewarisan Golongan Darah
Referensi:
- Irawan, Bambang. (2022). Genetika: Penjelasan Mekanisme Pewarisan Sifat. Surabaya: Airlangga University Press.
- Susilowati, Eko & Sunarto, Wagino. (2020). Pewarisan Sifat pada Manusia, Hewan, dan Tumbuhan. Semarang: Alprin.
- Sufiyati, Wahyu Nur. dkk. (2016). Yes Siap Taklukkan Ujian SMP/MTs. Yogyakarta: Penerbit B first.