Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tanah Liat Primer dan Sekunder

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Arfianti Wijaya Wardhani
Ilustrasi Mengenal Tanah Liat Primer dan Sekunder
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Tanah liat adalah tanah hasil pelapukan kerak bumi yang sebagian besar terdiri dari batuan granit dan batuan beku.

Tanah liat dapat dikelompokkan menjadi tanah liat primer dan tanah liat sekunder. Beriku penjelasannya: 

Tanah liat primer

Tanah liat primer adalah jenis tanah liat berasal dari pelapukan feldspatik oleh tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk.

Tanah liat primer, juga dapat disebut sebagai tanah liat residu, adalah tanah liat yang terdapat pada tempat di mana tanah itu terbentuk.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Cara Membuat Kerajinan dari Tanah Liat

Tanah liat primer merupakan pelapukan batuan beku yang mengandung mineral felspar yang meliputi jenis andesit, diorit, dan granit.

Semakin banyak kandungan felspar yang ada dalam batuan sebagai akibat dari pelapukan fisika dan kimia, maka mineral felspar dapat berubah menjadi mineral lempung yang dikenal sebagai tanah liat.

Sebutkan ciri-ciri dari tanah liat primer!

Ciri-ciri tanah liat primer sebagai berikut:

Jenis tanah liat primer adalah kaolin, bentonite, dolomit, dan kuarsa. Biasanya tanah liat-tanah liat primer ini terletak di tempat yang lebih tinggi dibanding letak tanah liat sekunder.

Mineral kuarsa dan alumina juga dapat digolongkan sebagai tanah liat primer karena merupakan hasil samping pelapukan batuan feldspatik yang menciptakan tanah liat kaolinit.

Dalam keadaan kering, tanah liat primer akan sangat rapuh, sehingga dapat ditumbuk sampai menjadi seperti tepung.

Hal itu karena bentuk partikel yang dimiliki oleh tanah liat primer adalah simetris dan bersudut, tidak seperti tanah liat sekunder yang berupa lempengan sejajar. 

Baca juga: Cara Membuat Patung dari Tanah Liat

Tanah liat sekunder

Tanah liat sekunder dapat disebut sebagai tanah liat endapan.

Tanah liat sekunder adalah jenis tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik yang berpindah jauh dari batuan induknya karena tenaga eksogen dan bercampur dengan bahan-bahan organik ataupun anorganik selama perpindahannya, sehingga mengubah sifat-sifat dari tanah liat tersebut.

Tanah liat sekunder atau tanah liat endapan, adalah tanah liat yang dipindahkan oleh air, angin, ataupun gletser dari batuan induk yang sudah mengalami pelapukan.

Tanah liat sekunder telah mengalami sedimentasi. Oleh sebab itu, ia digolongkan pada batuan sedimen dan dapat juga disebut ssebagai tanah liat sedimen.

Perbedaan tanah liat primer dan tanah liat sekunder selain dari sifat tanah liat sekunder yang lebih tidak murni dibanding tanah liat primer yang telah disebutkan di atas, juga dari jumlah tanah liat sekunder yang lebih banyak dibanding tanah liat primer.

Transportasi air juga memberi pengaruh khusus pada tanah liat tersebut, seperti gerakan arus air cenderung menggerus mineral pada tanah liat menjadi partikel-partikel yang semakin kecil.

Ketika kecepatan arus melambat, partikel yang lebih berat akan mengendap dan meninggalkan partikel yang halus di dalam larutan.

Ketika arus air tenang, misalnya di danau atau di laut, partikel-partikel yang halus akan mengendap di dasarnya.

Tanah liat yang berpindah ini umumnya terbentuk dari beberapa sumber dan beberapa macam jenis tanah liat. Di setiap sungai, endapan tanah liat dari beberapa tempat cenderung bercampur bersama.

Yang merupakan sifat dari tanah liat sekunder adalah:

  • Tanah liat sekunder bersifat kurang murni karena tercampur dengan bahan organik atau sisa tumbuhan.
  • Sangat plastis.
  • Berbutir halus.

Baca juga: Proses Sedimentasi pada Batuan Sedimen Klastik

 

Referensi:

  • Mulyono, Tri. (2021). Bahan Bangunan dan Konstruksi. Yogyakarta: Stiletto Indie Book.
  • Ismail, S. & Yahya, M. (2023). Sains dalam Al-Quran. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: KBBI
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi