Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Menggali Ide Cerita hingga Menjadi High Concept

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Arfianti Wijaya Wardhani
Ilustrasi Cara Menggali Ide Cerita hingga Menjadi High Concept
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Kita tidak disarankan untuk cepat puas dengan ide pertama yang kita dapatkan ketika membuat cerita. Hal ini dikarenakan kemungkinan besar ide tersebut merupakan hasil dari pemikiran otak kita secara otomatis.

Kita perlu menggali ide-ide yang muncul di otak supaya lebih segar dan unik.

Berikut ilustrasi perkembangan ide cerita fantasi:

Salah satu ciri cerita fantasi adalah ide dalam cerita fantasi sangat terbuka dan nyaris tidak memiliki batas kenyataan. Oleh karena itu, penggalian ide dalam cerita fantasi sangat berguna.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari ide itu mudah, namun kita perlu menggali ide tersebut hingga menjadi high concept. High concept adalah faktor yang membuat ide cerita lebih istimewa dan menjual.

Cara menggali ide cerita menjadi high concept, sebagai berikut:

Meningkatkan keunikan 4W

4W merupakan singkatan dari “who, what, where, when” yang artinya “siapa, apa, di mana, kapan.”

Keempat hal tersebut perlu kita tanyakan pada tahap pengembangan ide. Jawaban dari keempatnya dapat memperjelas ide cerita. Kita juga perlu meningkatkan keunikan-keunikan dari jawaban-jawaban tersebut.

Berikut uraiannya: 

Who (tentang siapa cerita ini?)

Jawaban awalnya mungkin dapat berupa “Tentang seseorang yang sedang jatuh cinta.”

Namun, ide tersebut sudah sangat umum. Meskipun begitu, jangan berkecil hati jika memiliki ide awal seperti itu.

Ide itu dapat digali lebih dalam supaya mendapatkan elemen yang lebih unik.

John Green ketika sedang menullis cerita The Fault In Our Stars mungkin akan mengubah jawaban tadi menjadi “Tentang remaja yang berpenyakit kronis yang jatuh cinta.” Idenya sudah menjadi lebih unik, tetapi ia tidak berhenti sampai di sana saja.

Ia menggali ide tersebut lebih dalam lagi hingga menjadi “Gadis penderita kanker tiroid yang menemukan cinta di support group untuk penderita kanker.”

Baca juga: Cerita Fantasi: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Struktur

What (tentang apa yang terjadi padanya?)

Masih meneruskan konsep di atas, maka yang terjadi pada tokoh utama adalah “Dia jatuh cinta.”

Namun, konsep tersebut juga masih terlalu umum.

Bagaimana cara membuatnya supaya menjadi lebih unik, menarik, dan menjual?

Kita dapat mengubah jawaban di atas menjadi “Dia sedang jatuh cinta kepada seseorang yang tidak boleh dicintainya.”

Hal ini sudah membuanya menjadi lebih unik, tetapi dapat dijelaskan dengan lebih spesifik lagi.

Seperti dengan menggali ide tersebut lebih dalam hingga menjadi “Dia jatuh cinta kepada vampir yang terobsesi untuk mengisap darahnya” (Twilight) atau “Dia jatuh cinta kepada pria yang merupakan musuh bebuyutan keluarganya” (Romeo dan Juliet).

Dengan begitu kita dapat membangkitkan rasa ingin tahu para pembaca dan membuat mereka tergelitik untuk meraih novel kita dibandingkan novel-novel lain yang ada di toko buku.

Where (tentang di mana cerita terjadi?)

Banyak penulis yang memilih lokasi atau latar tempat cerita tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Lokasi yang sering dipilih adalah kota tempat penulis tinggal, lalu ibu kota atau kota-kota yang terkenal, seperti Paris, Seoul, ataupun Newyork.

Cara tersebut tidak salah, namun alangkah baiknya kita berhenti sejenak dan berpikir.

Apakah lokasi tersebut sesuai dengan cerita kita? Kenapa cerita harus terjadi di sana? Mengapa kita memilih lokasi tersebut? Adakah lokasi yang tepat untuk membuat cerita ini menjadi lebih istimewa?

Sebagai contoh, Stephenie Meyer tidak memilih sembarang kota untuk ceritanya. Ia memilih kota kecil yang cenderung mendung dan sering hujan. Hal ini dikarenakan lokasi tersebut cocok untuk dijadikan tempat persembunyian tokoh vampirnya.

Pentingnya pemilihan latar tempat yang tepat juga ditunjukkan oleh adegan klasik King Kong yang mendaki gedung Empire State Building di Newyork.

Apabila King Kong hanya mendaki sembarang gedung yang ada di sembarang kota, maka adegan tersebut tidak akan terlalu diingin orang.

Lokasi memberikan potensi besar dalam memengaruhi jalan cerita dan membuat suasana. Kita perlu melatih otak kita supaya tidak malas berpikir dan menelusuri kemungkinan-kemungkinan yang tidak biasa ketika mencari latar tempat cerita.

When (tentang kapan cerita terjadi?)

Pertanyaan “when” dapat mengacu pada masa, periode, dan tahun terjadinya cerita.

Cerita yang terjadi di masa kini akan mempunyai nuansa yang berbeda dengan cerita yang terjadi di masa depan ataupun masa lampau.

Sebagai contoh, seseorang yang jatuh cinta pada masa Perang Dunia II akan mengalami tantangan yang berbeda dengan orang yang jatuh cinta di masa krisis ekonomi global.

Pertanyaan “when” juga dapat mengacu pada usia atau situasi tokoh saat cerita terjadi. Sebagai contoh, cerita seorang duda yang jatuh cinta akan berbeda dengan kisah remaja-remaja yang jatuh cinta.

Mari kita lihat masa dan situasi tokoh dalam cerita kita kemudian membuatnya menjadi lebih unik. Kita dapat mencontoh Stephanie Meyer yang tidak berhenti pada “Saat Bella berada di sekolah menengah”.

Ia mengubahnya menjadi “Saat Bella harus meninggalkan ibunya dan mencoba tinggal bersama ayahnya di sebuah kota asing.”

Baca juga: Struktur Teks Novel Sejarah dan Contohnya

Memberikan twist

Cara lain untuk meningkatkan kualitas ide adalah memberikan twist.

Bagaimana cara memberikan twist?

Pertama, kita perlu memikirkan apa alur cerita yang umum dipikirkan atau ekspektasi pembaca. Kemudian, kita berikan kejutan dengan sengaja membalikkan ekspektasi tersebut.

Dalam cerita Maze Runner, tokoh utamanya, Thomas, terbangun tanpa ingatan di Glade. Banyak anak laki-laki yang juga terdampar di sana dan mereka mengajari Thomas cara bertahan hidup.

Namun, menjelang akhir cerita kita menemukan Thomas berbeda dengan penghuni Glade lainnya. Ternyata Thomas pernah bekerja di organisasi yang menjebloskan remaja-remaja itu ke Glade.

Twist tersebut mengejutkan karena di awal para pembaca mengira semua remaja yang berada di Glade merupakan korban yang tidak tahu apa-apa.

Menambahkan komplikasi

Apabila ide kita masih kurang istimewa, kita dapat menambahkan komplikasi agar membuatnya lebih istimewa.

Komplikasi dapat menambah konflik dalam cerita. Penambahan komplikasi yang baik juga dapat membuat pembaca lebih tersentuh.

Sebagai contoh, dalam cerita Dunia Mimpi, Kyoko Hikawa menambahkan komplikasi dengan membuat Sang Kegelapan jatuh cinta kepada Sang Pencerah.

Komplikasi cerita tersebut semakin parah karena kebersamaan mereka membuat tubuh Izaku (pria yang ditakdirkan menjadi Sang Kegelapan) semakin cepat bertransformasi menjadi Sang Kegelapan.

Apa yang harus dilakukan oleh Izaku? Ia kesulitan memilih antara harus meninggalkan gadis yang dicintainya atau menjadi monster.

Komplikasi tersebut membuat cerita semakin menarik dan menegangkan.

Baca juga: Konflik Cerita: Pengertian dan Contohnya

 

Referensi:

  • Todi, Francisca. (2017). Membangun Rumah Ceritamu. Francisca Todi.
  • Muhammad, Marie.dkk. (2020). Teks Cerita Fantasi. Guepedia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi