Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Arfianti Wijaya Wardhani
Ilustrasi Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati.

Konsep pengelolaan sumber daya alam secara umum berorientasi pada hubungan yang saling terkait dan seimbang antara kebutuhan hidup manusia dengan sumber daya alam, sehingga kelestarian lingkungan ataupun kelestarian hasil dan pemanfaatan sumber daya dapat tetap terjamin.

Cara efektif untuk mengelola sumber daya alam hutan bukan berarti melarang manusia menebang pohon, tetapi dengan mempertahankan wujud dan melestarikan hutan tersebut.

Sumber daya alam bersifat serba guna, sehingga pemanfaatannya tidak hanya terbatas pada satu hal saja. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan pelestarian sumber daya alam untuk masa kini dan masa depan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sumber Daya Alam Hayati: Jenis dan Manfaatnya

Dalam pengelolaan atau pemanfaatan sumber daya alam hayati harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

Prinsip in optimum

Salah satu prinsip pemanfaatan keanekaragaman hayati adalah in optimum. Prinsip tersebut mempunyai arti bahwa semua kekayaan alam tidak boleh dimanfaatkan sampai optimum, pemanfaatannya harus di bawah optimum.

Manusia memiliki kecenderungan untuk mengubah lingkungan hidup suatu sumber daya alam hayati ke arah optimasi suatu faktor lingkungan tertentu untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, tanpa memikirkan jangka panjangnya.

Prinsip daya toleransi

Prinsip daya toleransi adalah keanekaragaman hayati memiliki batas-batas toleransi tertentu, sehingga tidak boleh dilanggar.

Terdapat berbagai jenis sumber daya alam hati yang ada di alam. Setiap jenisnya dibatasi oleh daya toleransi terhadap faktor lingkungannya, baik secara ekologis ataupun geografis.

Jika faktor lingkungan belum terlampaui ekstem, maka diharapkan sumber daya alam dapat diperbarui atau memperbarui diri.

Akan tetapi, dapat terjadi berbagai faktor lingkungan yang dilakukan manusia yang melampaui daya tolerensi sumber daya alam tersebut, sehingga produksinya menurun bahkan terancam punah.

Oleh karena itu sangat penting untuk dilakukan monitor terhadap faktor lingkungan supaya pengelolaan sumber daya alam hayati dapat terkendali dengan baik.

Baca juga: Perbedaan Sumber Daya Hayati dan Non Hayati

Prinsip faktor pengontrol

Prinsip faktor pengontrol mengandung arti bahwa kita harus selalu mengontrol, menjaga, atau mengendalikan keseimbangan lingkungan.

Sumber daya alam hayati dapat membedakan pengaruh berbagai faktor lingkungan, tetapi sering terdapat suatu faktor di lingkungan tertentu yang mempunyai daya pengontrol.

Faktor pengontrol tersebut bekerja, baik dari ukurannya yang terlalu sedikit ataupun terlalu banyak, memberikan kesan yang menentukan dinamika populasi dari suatu jenis sumber daya alam hayati.

Contoh faktor pengontrol populasi tanaman pertanian adalah pencemaran udara, penggunaan pupuk, dan penggunaan pestisida.

Prinsip ketanpabalikan

Umumnya, sumber daya alam hayati dapat memperbarui dirinya sendiri.

Namun, terdapat beeberapa sumber daya alam yang tidak dapat memperbarui diri karena proses fisis dan biologis pada suatu ekosisitem yang sudah tak dapat berlangsung, yang mengakibatkan kerusakan atau punahnya sumber daya alam tersebut.

Prinsip pembudidayaan

Manusia telah membudidayakan sumber daya alam hayati untuk jangka pendek dan jangka panjang dengan dijaga dan dipelihara secara berkelanjutan.

Selain memberikan manfaat, membudidayakan sumber daya alam hayati juga menuntut tanggung jawab manusia.

Melalui peradaban, manusia membudidayakan diri mereka dengan cara mempersiapkan dan menyediakan bentuk dan alat perlindungan terhadap lingkungan, baik secara sengaja ataupun tidak.

Baca juga: Mengapa Hutan Hujan Tropis Memiliki Keanekaragaman Hayati yang Tinggi?

 

Referensi:

  • Harefa, D. (2020). Teori Ilmu Kealaman Dasar: Kajian untuk Mahasiswa Pendidikan Guru dan Akademis. Deepublish.
  • Ashyar, S. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Responding with Wonderment and Awe pada Konsep Keanekaragaman Hayati (Doctoral dissertation, FKIP Unpas).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi