Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksistensi: Pengertian Menurut Ahli, Ciri, dan Tahapannya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri
Eksistensi berbicara soal keberadaan manusia di dunia. Setidaknya ada tiga tahapan yang harus dijalani manusia untuk mencapai eksistensi tertingginya.
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Kata eksistensi berasal dari bahasa Inggris excistence, dan Latin existere, artinya muncul, ada, timbul, atau memilih keberadaan yang aktual.

Eksistensi diartikan sebagai keberadaan, keadaan, atau adanya. Eksistensi adalah apa yang ada, memiliki aktualitas (ada), dan segala sesuatu (apa saja) yang ada.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian eksistensi menurut ahli

Berikut beberapa pengertian eksistensi menurut ahli:

Menurut KBBI, eksistensi adalah hal berada atau keberadaan.

"Eksistensi adalah keberadaan atau keaktifan sesuatu, baik itu karya maupun penciptanya sendiri."

Baginya, eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur dan mengalami perkembangan atau kemunduran, tergantung kemampuan aktualisasi potensinya.

Baca juga: 4 Pengaruh Efikasi Diri terhadap Perilaku dan Kognisi

Menurutnya, eksistensi adalah proses yang dinamis, menjadi, atau mengada. Hal ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, exsistere berarti keluar dari, melampaui atau mengatasi.

Ia menjelaskan bahwa eksistensi mengandung pengertian tentang keberadaan yang terus-menerus dilakukan.

Baginya, eksistensi biasa juga dikenal sebagai keberadaan, yakni pengaruh atas ada atau tidak adanya kita.

Kesimpulannya, eksistensi adalah cara manusia mengaktualisasikan diri atau potensi yang dimilikinya, agar keberadaan mereka dapat memberi arti.

Ciri-ciri eksistensi

Berikut ciri-ciri eksistensi menurut Kierkegaard:

Eksistensi adalah cara khas manusia untuk berada, dan pusat perhatian ada pada manusia, karenanya bersifat humanistik.

Bereksistensi berarti berbuat, menjadi, dan merencanakan. 

Manusia adalah realitas yang belum selesai dan masih harus dibentuk. Pada hakikatnya, manusia terikat pada dunia sekitarnya, terlebih-lebih pada sesama manusia.

Baca juga: 4 Fungsi Efikasi Diri Menurut Albert Bandura

  • Filsafat eksistensialisme menekankan pada pengalaman konkret dan eksistensial.

Tahapan eksistensi menurut Kierkegaard

Berikut tahapan eksistensi menurtu Kierkegaard:

  • Tahap estetis (the aesthetic stage)

Adanya pengalaman emosi dan sensual memiliki ruang yang terbuka dalam pembahasan ini,

Kierkegaard menerangkan adanya dua kapasitas dalam hidup manusia, yaitu manusia sensual yang merujuk pada indrawi, dan makhluk rohani yang merujuk pada manusia yang sadar secara rasional.

 

Menurut Kierkegaard, manusia lebih mengutamakan dirinya sendiri, termasuk keinginan-keinginan pribadinya.

Ketika kepuasan dan keinginannya tidak terpenuhi, manusia akan mengalami apa yang namanya putus asa.

  • Tahap etis (the ethical stage)

Merupakan lanjutan dari tahap etis. dalam tahapan ini, manusia akan lebih memperhatikan moral dan etika.

Baca juga: 3 Bentuk Identitas: Diri, Sosial, dan Budaya

Mereka tidak lagi mengejar kehidupan yang menyenangkan. Sebaliknya, manusia akan mempertimbangkan baik buruknya suatu hal.

Manusia yang telah mencapai tahapan ini, akan memandang norma sebagai hal penting yang sangat dibutuhkannya.

Meski begitu, manusia bersifat imanen karena hanya mengandalkan sisi rasionalnya. 

  • Tahap religius (the religious stage)

Bagi Kierkegaard, keputusasaan adalah cara tercepat menuju kepercayaan atau tahap eksistensi religius.

Dalam tahapan ini, manusia akan mengakui adanya Tuhan sebagai realitas yang absolut. Kesadaran mereka sebagai pendosan pun tampak.

Pada dasarnya, keputusasaan dianggap sebuah penderitaan yang mendalam bagi manusia. Karena keputusasaan dapat dilakukan tanpa adanya kesadaran atau respons positif.

Baca juga: Mengenal Komponen Konsep Diri

Saat manusia mengalami permasalahan hidup, mereka tidak akan mudah goyah. Sebab, individu berpegang teguh pada keyakainan imannya.

Tahap religius merupakan hasil kristalisasi perjalanan hidup seseorang yang akan melahirkan sikap bijaksana.

Dalam tahap ini, individu yakin bahwa Tuhan dapat menghapus penderitaan dan keputusasaan yang dialami manusia.

Maka dari itu, Kierkegaard memberi istilah situasi ini sebagai loncatan kepercayaan. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kepercayaan atau iman adalah satu-satunya jalan untuk sampai pada Tuhan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi