Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Perjalanan Cahaya pada Mata hingga Terbentuk Bayangan Benda

Baca di App
Lihat Foto
libretexts.org
Struktur mata
|
Editor: Silmi Nurul Utami

KOMPAS.com – Mata dapat melihat karena ada cahaya. Lalu, bagaimana proses perjalanan cahaya pada mata hingga terbentuk bayangan benda?

Proses perjalanan cahaya pada mata hingga terbentuk bayangan benda adalah kornea – pupil – lensa mata (cahaya membentuk bayangan) – bayangan ditangkap retina. Berikut adalah penjelasannya!

Kornea

Proses perjalanan cahaya pada mata dimulai ketika cahaya memasuki lapisan depan mata, yaitu kornea.

Kornea berbentuk seperti kubah yang bening atau tidak berwarna. Kornea menutupi bagian depan mata dan membiaskan cahaya yang masuk.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bagian-bagian Bola Mata

Dilansir dari The Physics Classroom, kornea memiliki indeks bias 1,3 sehingga membiaskan sebagian besar cahaya yang masuk ke dalam mata.

Karena dapat membiaskan cahaya, kornea dapat mebelokkan cahaya dan membantu cahaya lebih terpfokus.

Pupil

Dari kornea, cahaya akan masuk melewati pupil. Pupil adalah bukaan pada mata yang lebarnya dikontrol oleh iris (bagian mata yang berwarna).

Dilansir dari National Eye Institute, iris mengontrol seberapa banyak cahaya yang masuk ke pupil.

Baca juga: Mengapa Kita Tetap Bisa Melihat Ketika Malam Hari?

Lensa

Dari pupil, cahaya diteruskan ke lensa. Lensa mata adalah struktur bening yang berfungsi memfokuskan cahaya yang masuk tepat pada retina.

Lensa mata berbentuk cembung dan dapat menipis ataupun menebak untuk mengubah panjang fokus cahayanya.

Hal tersebut dilakukan agar cahaya atau sinar jatuh tepat pada retina mata.

Retina

Cahaya yang difokuskan oleh lensa kemudian jatuh tepat di retina mata. Retina memiliki dua reseptor cahaya.

Yaitu sel batang yang mendeteksi cahaya redup dan sel kerucut yang mendeteksi cahaya terang.

Baca juga: Perbedaan Sel Batang (Sel Basilus) dan Kerucut (Sel Konus)

Bayangan benda yang terbentuk di retina adalah bayangan yang terbalik.

Dilanair dari Stanford Medicine Children’s Health, reseptor cahaya tersebut memiliki saraf optik yang kemudian membawa cahaya yang diterima sebagai sinyal listrik ke korteks visual otak.

Di korteks visual otak, sinyal yang diterima kemudian akan diterjemahkan sebagai gambar. Pada proses inilah kita dapat melihat benda-benda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi