KOMPAS.com - Pertanian merupakan kegiatan manusia untuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang awalnya dicapai dengan sengaja menyempurnakan segala kemungkinan yang telah diberikan oleh alam, guna mengembangbiakkan tumbuhan tersebut.
Dalam setiap kegiatan pertanian, baik dalam perkebunan, tanaman pangan, maupun hortikultura, tentu menggunakan pola tanam.
Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur tata letak dan tata urutan tanaman dalam periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa bera atau tidak ditanam selama periode tertentu.
Salah satu jenis pola tanam yang umum digunakan adalah sistem pertanian homogen. Berikut pengertian serta kelebihan dan kekurangan sistem pertanian homogen:
Baca juga: Komoditas Andalan Indonesia dari Hasil Pertanian, Pertambangan, dan Perkebunan
Apa itu sistem pertanian homogen?
Sistem pertanian homogen adalah suatu pendekatan dalam pertanian di mana lahan pertanian di suatu daerah dikelola secara seragam dengan menanam satu jenis tanaman atau komoditi yang sama.
Pada sistem pertanian homogen, pendekatan-pendekatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan pengelolaan lahan.
Konsep sistem pertanian homogen didasarkan pada produksi tunggal atau hanya beberapa jeniskomoditas tanaman yang sama.
Lantas, apakah sistem pertanian homogen dapat diterapkan di Indonesia?
Sistem pertanian homogen dapat diterapkan di Indonesia, namun dalam konteks tertentu atau tidak bisa diterapkan di sembarang tempat.
Penerapan sistem pertanian homogen cenderung lebih efektif dalam konteks pertanian komersial besar daripada di tingkat petani kecil atau di seluruh negeri.
Jenis sayuran yang umumnya ditanam dalam skala besar dengan sistem pertanian homogen adalah kentang, kubis, cabai, tomat, bawang merah, dan bawang putih.
Baca juga: Contoh Manfaat Sumber Daya Alam Hasil Pertanian
Kelebihan sistem pertanian homogen
Sistem pertanian homogen memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
- Dapat mengintensifkan suatu komoditas pertanian
Sistem pertanian homogen dianggap mampu mengintensifkan suatu komoditas pertanian, maka dapat diartikan bahwa sistem ini dapat meningkatkan produksi dan kualitas komoditas tersebut.
- Kemudahan manajemen, perawatan, hingga pemasaran produk
Manajemen dalam hal ini mencakup pembuatan pola, pengelolaan, pengawasan, hingga tahap pemasaran produk.
Dalam sistem pertanian homogen, karena yang ditanam hanya satu jenis komoditas maka dalam manajemennya cenderung lebih efisien.
- Fokus pada satu komoditas
Dengan fokus pada satu jenis komoditas, pengelolaan pada sistem pertanian homogen dapat lebih efisien dan optimal, sehingga dapat memberi keuntungan yang lebih besar.
Baca juga: Intensifikasi Pertanian: Pengertian dan Contohnya
- Membuka ruang penerapan teknologi baru dalam bidang pertanian
Sistem pertanian homogen cenderung menggunakan mesin-mesin pertanian yang memungkinkan perawatan dan pemanenan menjadi lebih cepat, serta mengurangi biaya tenaga kerja.
Dengan fokus pada satu jenis komoditas, maka penelitian dan inovasi dalam bidang tersebut jadi lebih terarah dan spesifik.
- Memaksimalkan hasil
Sistem pertanian homogen dapat digunakan untuk memaksimalkan hasil khususnya pada tanaman biji-bijian.
Dengan hanya menanam satu jenis biji-bijian maka pengelolaan akan lebih efisien dan dapat mengoptimalkan potensi dari produk biji-bijian yang dihasilkan.
Baca juga: Penyebaran Biji Tumbuhan dengan Cara Meledak
Kekurangan sistem pertanian homogen
Dibalik manfaatnya, ternyata sistem pertanian homogen juga memiliki kekurangan dalam penerapannya. Adapun kekurangan dari sistem pertanian homogen antara lain:
- Perlu mendapat input yang banyak
Input yang mencakup dalam sistem pertanian homogen yakni bibit, pupuk, air, dan jenis-jenis perawatan lainnya. Perlunya input yang banyak ditujukan untuk mendapatkan hasil yang banyak pula.
- Relatif mudah terserang hama
Sistem pertanian homogen menyebabkan meledaknya populasi hama dan memungkinkan untuk mempercepat penyebaran hama pada tanaman.
Dengan menanam satu jenis komoditas secara terus-menerus, maka dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi suatu jenis hama, sehingga lama kelamaan hama akan membludak.
- Berkurangnya kesuburan tanah
Kesuburan tanah yang berkurang pada sistem pertanian homogen terjadi akibat adanya pengerasan pada struktur permukaan tanah.
Pengerasan pada struktur tanah tersebut dapat mengakibatkan hilangnya organisme yang berperan dalam siklus nutrisi, serta mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air dengan baik.
Baca juga: Pengolahan Tanah untuk Lahan Pertanian Berkelanjutan
Referensi:
- Istiqomah dan Dian Eka Kusumawati. 2022. Pertanian Terpadu Berbasis Bebas Limbah. Lamongan: Duta Media Publishing.
- I Kadek Dede D., dkk. 2019. Pola Tanam dan Karakteristik Petani. Jakarta: Politeknik Statistika STIS.
- Karmini. 2018. Ekonomi Produksi Pertanian. Samarinda: Mulawarman University Press.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.