KOMPAS.com – Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antarindividu.
Dengan terjadinya proses pembentukan kelompok, maka akan terpenuhinya kebutuhan individu untuk berkelompok.
Pembentukan kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, serta tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya.
Lima tahap pembentukan kelompok adalah:
Forming
Forming adalah tahap di mana para anggota setuju untuk bergabung dalam sebuah kelompok.
Karakteristik utama tahap forming adalah ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepemimpinan.
Karena kelompok baru dibentuk, maka setiap anggota membawa nilai-nilai, pendapat, dan cara kerjanya masing-masing.
Konflik sangat jarang pada tahap forming karena para anggota masih sungkan, malu-malu, bahkan ada juga anggota yang merasa gugup.
Tahap forming selesai pada saat para anggota mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
Baca juga: 7 Metode Pengambilan Keputusan Kelompok: Kelebihan dan Kelemahan
Storming
Storming adalah tahap di mana kekacauan atau konflik mulai terjadi dalam kelompok.
Pemimpin kelompok yang sudah dipilih kerap dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu untuk mengganti pemimpin yang dianggap tidak mampu.
Pada tahap storming, faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-masalah personal, para anggota bersikeras dengan pendapatnya masing-masing.
Ketika tahap storming selesai, terdapat sebuah hierarki yang relatif kelas atas kepemimpinan dalam kelompok, serta arah dan tujuan kelompok tersebut.
Norming
Norming adalah tahap di mana individu-individu dan sub-grup yang terdapat dalam kelompok mulai merasakan keuntungan bekerja sama dan berjuang bersama untuk menghindari kehancuran kelompok (bubar).
Karena terbentuknya semangat kerja sama dalam kelompok, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota kelompok.
Setiap anggota kelompok mendengarkan dan mengidentifikasi pendapat satu sama lain.
Tahap norming merupakan tahap di mana mulai terjadinya hubungan akrab dan kelompok mulai menyatu dengan adanya pengakuan sebagai identitas yang kuat.
Tahap norming selesai ketika struktur kelompok menjadi solid dan kelompok sudah mengasimilasi serangkaian ekspektasi definisi yang benar atas perilaku anggota.
Baca juga: Kelompok Deskriptif: Pengertian, Kategori, dan Contohnya
Performing
Performing adalah tahapan yang merupakan titik kulminasi di mana kelompok sudah berhasil membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien.
Tahap performing ditandai dengan semua anggota kelompok sudah mempunyai peran masing-masing dan dapat berfungsi secara penuh.
Anggota kelompok saling bergantung satu sama lain dan berkomunikasi dengan rasa saling menghormati.
Idealnya dalam tahap performing, para anggota kelompok bekerja dengan penuh dedikasi, semangat, adaptif, dan harmonis.
Pada tahap performing keberhasilan kelompok akan tampak dari prestasi yang ditunjukkan.
Untuk kelompok yang bersifat permanen, performing merupakan tahap terakhir dari pembentukan sebuah kelompok.
Adjourning
Pada tahap adjourning, kelompok bersiap-siap membubarkan diri.
Karena bersiap mengakhiri masa kerja, maka fokus utama anggota di tahap adjourning adalah menyelesaikan aktivitas-aktivitas atau kegiatan yang berkaitan dengan kelompok.
Di tahap ini, anggota kelompok dapat memiliki tanggapan yang berbeda-beda. Ada yang merasa sukacita maupun dukacita.
Baca juga: 7 Syarat Kelompok Sosial Menurut Soerjono Soekanto
Referensi:
- Nurhayani & Marzuki, D. S. (2022). Organisasi dan Manajemen Kesehatan. Uwais Inspirasi Indonesia.
- Kunda, A., Erliyani, I., Pratiwi, E., Sudirjo, F., Yuliasih, M., Rokhman, S., Irawan, P., Arribathi, A. H., Salam, R., Sukaesih, I., Sitio, V. S. S., & Putra, A. A. W. (2023). Pengantar Manajemen. Global Eksekutif Teknologi.