Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kohesivitas Kelompok: Cara Meningkatkan dan Dampaknya

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Arfianti Wijaya Wardhani
Ilustrasi Kohesivitas Kelompok: Cara Meningkatkan dan Dampaknya
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Kohesi kelompok dapat dilihat dari sejauh mana anggota kelompok untuk dapat berhubungan satu dengan yang lainnya dan merasa menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Perkembangan kelompok yang positif di mana antaranggota saling menyukai satu sama lain, merasa bangga dengan kelompoknya, bahkan tetap terikat dalam waktu yang lama merupakan gambaran dari suatu kelompok kohesif.

Kohesivitas kelompok adalah suatu ikatan yang dapat menghubungkan antaranggota kelompok dan anggota dengan kelompok secara keseluruhan.

Baca juga: Kohesivitas Kelompok: Pengertian Menurut Ahli dan Dimensinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari mengenal terkait cara meningkatkan dan dampak kohesivitas kelompok.

Cara meningkatkan kohesivitas kelompok

Cara meningkatkan kohesivitas kelompok adalah:

Pemimpin dapat menjelaskan adanya kompetisi yang tinggi dengan kompetitor, baik dari dalam maupun luar organisasi, guna meningkatkan kohesivitas.

Kerap kali seseorang berkeinginan untuk bergabung ke dalam sebuah kelompok karena identitas ataupun kekaguman terhadap anggota dalam kelompok tersebut.

Interaksi dipercaya dapat meningkatkan kohesivitas dengan membuat acara-acara supaya intensitas interaksi dapat meningkat dan terjadi kohesivitas kelompok.

Menciptakan tujuan bersama dan nasib bersama yang akan memengaruhi tiga variabel fungsional dalam efektivitas kelompok yaitu task interdependence, sense of potency, dan outcome interdependence.

Baca juga: Faktor-faktor yang Memengaruhi Kohesivitas Kelompok

Dampak kohesivitas kelompok

Kohesivitas kelompok mempunyai dampak atau pengaruh bagi kelompok sebagai berikut:

Hal ini karena kelompok kohesif menciptakan tempat kerja yang lebih sehat untuk psikologis. Orang dalam kelompok kohesif menanggapi satu sama lain dengan lebih positif. Kelompok kohesif dapat mengurangi kecemasan, kegelisahan dan tekanan.

Akan tetapi, adakalanya kelompok kohesif menciptakan ketergantungan emosional yang mengganggu

Kohesivitas memperkuat proses-proses dalam kelompok seperti komunikasi menjadi efektif, lebih mudah dalam membangun rasa saling percaya di antara anggota, kerja sama lebih maksimal dan efektif, dan lain-lain.

Adapun dampak negatif dari kohesivitas yaitu berhubungan dengan berkembangnya groupthink.

Hal ini karena dalam kelompok kohesif para anggota memiliki ketergantungan yang besar, terdapat tekanan untuk menyesuaikan dalam kelompok, pengaruh kelompok yang begitu kuat, sehingga mampu memengaruhi pembuatan keputusan yang salah.

Baca juga: Groupthink Theory: Pengertian, Asumsi, dan Gejalanya

  • Kohesivitas berhubungan dengan produktivitas kelompok

Kebanyakan orang memerhatikan kohesi sebagai kunci utama kesuksesan.

Selama ini kelompok yang kohesif dan kompak sudah diakui paling produktif, paling mempunyai peluang untuk memenangkan kompetisi, serta paling kreatif.

Meskipun demikian, hubungan kohesi dengan produktivitas kelompok lebih tampak pada kelompok yang fokus pada aktivitas kerja dan produktivitas tinggi (group task).

Dalam kelompok yang tidak berorientasi pada produktivitas tinggi, hubungan kohesivitas dengan produktivitas justru negatif.

 

Referensi:

  • Susetyo, D. P. B. (2021). Dinamika Kelompok: Pendekatan Psikologi Sosial. SCU Knowledge Media.
  • Rahmat, A., Sarimanah, E., Ardini, P. P., Syahputra, H., Wullur, M. M., Pinontoan, M., Jusuf, M. I., Hendrowati, T. Y., Umar, F. A. R., Pakaya, M., Indawati, N., Lestari, L. P., Utami, R. S., Suratno., Kaawoan, S., Ibrahim, Z., Ihaq, M., Ahmad., Damayanti, D. P., Suharyati, H., Alam, H. V., Mirnawati, M., Salam., & Jatnika, T. (2023). Model Capacity Building berbasis Dinamika Kelompok. Ideas Publishing.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi