Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Karakteristik Orang Dogmatis

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Arfianti Wijaya Wardhani
Ilustrasi 6 Karakteristik Orang Dogmatis
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Dogmatis adalah sikap seseorang yang cenderung tertutup. Dogmatis sangat tidak efektif dalam komunikasi interpersonal sehari-hari.

Lawan dari dogmatisme adalah sikap terbuka. Sikap terbuka sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.

Karakteristik orang yang dogmatis atau bersikap tertutup adalah:

Orang dogmatis tak akan memperhatikan logika dari suatu preposisi, ia lebih banyak melihat sejauh mana kesesuaian preposisi tersebut dengan dirinya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia akan menolak mentah-mentah argumentasi yang obyektif, logis, dan cukup bukti.

Orang dogmatis sering mengucapkan, “Pokoknya saya tidak percaya.”

Setiap pesan akan dievaluasi berdasarkan desakan dari dalam diri individu (inner pressures) yang meliputi kepercayaan, kebiasaan, motif ego irasional, petunjuk perseptual, kebutuhan untuk membesarkan diri, serta hasrat berkuasa.

Orang dogmatis sulit menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.

Baca juga: Sikap: Pengertian, Faktor, Fungsi, Ciri-ciri, Karakteristik, Pengembangan, dan Jenisnya

Dunia ini hanya hitam dan putih bagi orang dogmatis, tidak ada kelabu. Orang dogmatis tidak mampu membedakan yang setengah benar atau setengah salah.

Baginya, kalau tidak benar itu salah. Tak mungkin ada bentuk antara.

Dunia dibagi menjadi dua yaitu yang-pro kita (di mana terdapat segala kebaikan) dan kontra-kita (di mana segala kejelekan berada).

Bagi orang dogmatis, yang paling penting adalah siapa yang berbicara, bukan hal yang dibicarakan.

Orang dogmatis sangat terikat pada otoritas mutlak. Ia tunduk pada otoritas karena umumnya orang dogmatis cenderung lebih cemas dan memiliki rasa tidak aman yang tinggi.

Orang dogmatis hanya memercayai sumber informasi mereka sendiri. Mereka tak akan meneliti tentang orang lain berdasarkan sumber yang lain.

Pemeluk aliran agama yang dogmatis hanya memercayai penjelasan mengenai keyakinan aliran agama lain dari sumber-sumber yang terdapat pada aliran yang dianutnya.

Baca juga: Pelaksanaan Sikap Toleransi

  • Secara kaku mempertahankan dan membela sistem kepercayaannya

Orang dogmatis menerima kepercayaannya secara mutlak, berbeda dengan orang terbuka yang menerima kepercayaannya secara provisional.

Orang dogmatis mempunyai kekhawatiran jika terdapat satu butir saja perubahan pada kepercayaannya, maka ia akan kehilangan seluruh dunianya.

Oleh karena itu, orang dogmatis akan mempertahankan setiap jengkal dari wilayah kepercayaannya hingga titik darah penghabisan.

  • Tak mampu membiarkan inkonsistensi

Orang dogmatis tidak tahan untuk hidup dalam suasana yang inkonsisten. Ia menghindari benturan gagasan atau kontradiksi.

Orang dogmatis akan menolak, mendistorsi, atau tidak menghiraukan sama sekali informasi yang tidak konsisten dengan desakan dari dalam dirinya.

Baca juga: Sikap Ilmiah dalam Etika Penelitian

 

Referensi:

  • Rakhmat, J. (2022). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Simbiosa Rekatama Media.
  • Slamet, A. (2016). Buku Ajar Metodologi Studi Islam (Kajian Metode dalam Ilmu Keislaman). Deepublish.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi