Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Prinsip Kesantunan Berbahasa

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Arfianti Wijaya Wardhani
Ilustrasi 6 Prinsip Kesantunan Berbahasa
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Kesantunan berbahasa merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.

Kesantunan berbahasa adalah kesopanan dan kehalusan dalam memakai bahasa ketika berkomunikasi baik secara lisan maupun tetulis.

Sementara itu, prinsip kesantunan adalah peraturan pada percakapan yang mengatur penutur dan mitra tutur untuk memperhatikan sopan santun dalam percakapan.

Prinsip kesantunan berbahasa dapat dirumuskan menjadi enam maksim sebagai berikut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tact maxim (maksim kebijaksanaan)

Konsep dasar maksim kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan adalah bahwa peserta yang bertutur hendaknya memegang prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan pribadinya dan memaksimalkan keuntungan pihak lain.

Semakin panjang tuturan seseorang, maka semakin besar pula keinginan orang tersebut untuk menyikapi lawan bicara dengan sopan.

Contoh tuturan sebagai berikut:

“Apabila tidak keberatan, mohon agar pertanyaannya diulangi lagi, Pak!”

Contoh lainnya adalah, “Apa memungkinkan bagi Anda untuk mengangkat telepon Saya?” mempunyai kadar kesantunan lebih tinggi dibandingkan “Angkat teleponku.”

Baca juga: Hakikat Keterampilan Berbahasa

Generosity maxim (maksim kedermawanan)

Dalam maksim kedermawanan, penutur diharapkan mampu menghormati lawan tuturnya.

Maksim kedermawanan menuntut setiap peserta penuturan untuk memaksimalkan rasa hormat dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain.

Contoh tuturan adalah:

“Silakan beristirahat, Bu. Biar saya saja yang menyelesaikan laporan itu.”

Approbation maxim (maksim penghargaan)

Maksim penghargaan memandang bahwa seseorang akan dianggap santun apabila dalam bertutur ia selalu berusaha memberikan penghargaan kepada pihak lain.

Peserta penuturan diharapkan untuk tidak saling mengejek, mencaci, atau merendahkan pihak lain.

Contoh tuturan sebagai berikut:

“Pendapat Anda menarik sekali. Saya senang dapat berdiskusi dengan Anda.”

Baca juga: 7 Prinsip Etika Komunikasi

Modesty maxim (maksim kerendahan hati)

Maksim kerendahan hati mengharapkan peserta penuturan untuk dapat bersikap rendah hati dengan mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri.

Apabila maksim kedermawanan berpusat pada orang lain, maka maksim kerendahan hati berpusat pada diri sendiri.

Contoh tuturan yaitu:

“Saya masih perlu banyak belajar berbicara di depan publik. Mungkin Saya belum terpilih sebagai anggota dewan dalam pemilu kemarin karena kurang berwibawa dalam berbicara. Untuk itu, saya harap Anda dapat membantu Saya untuk meningkatkan kemampuan Saya.”

Agreement maxim (maksim kesepakatan)

Dalam maksim kesepakatan, peserta penuturan diharapkan dapat saling membina kecocokan atau kemufakatan dalam kegiatan bertutur.

Maksim kesepakatan menegaskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan persetujuan di antara mereka.

Contoh tuturan yaitu:

“Benar, Saya setuju dengan pendapat Anda. Namun, kita harus tetap mendengarkan pendapat peserta diskusi yang lain.”

Contoh tuturan kurang santun karena melanggar maksim kesepakatan ini adalah menjawab pertanyaan, “Pamerannya menarik, kan?” dengan jawaban, “Tidak, pamerannya sangat tidak menarik.”

Baca juga: Prinsip-prinsip Komunikasi Risiko

Sympathy maxim (maksim kesimpatian)

Dalam maksim simpati, peserta tutur diharapkan dapat memaksimalkan sikap simpati di antara pihak yang satu dengan pihak lainnya.

Maksim ini diperlukan untuk mengungkapkan suatu kesantunan karena setiap orang perlu bersimpati terhadap prestasi yang dicapai atau musibah yang dihadapi orang lain.

Maksim kesimpatian mengharuskan peserta tutur untuk dapat memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati kepada lawan tuturnya.

Contoh tuturan sebagai berikut:

“Saya turut berduka atas musibah yang Anda hadapi. Saya yakin dan percaya bahwa Anda merupakan orang yang kuat dalam menghadapi cobaan seperti ini.”

 

Referensi:

  • Haerul. (2023). Model Pelatihan Reflektif Public Speaking Berbasis Kesantunan Berbahasa. Penerbit Adab.
  • Jauhari, A. (2022). Berbahasa Santun bagi Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Seval Literindo Kreasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi