KOMPAS.com - Salah satu fenomena laut yang sangat menarik adalah adanya dua laut yang bertemu namun airnya tidak menyatu.
Fenomena tersebut terjadi pada pertemuan antara dua laut yang berbeda, yaitu laut Atlantik dan laut Mediterania yang tidak menyatu meskipun keduanya bertemu.
Hal tersebut tentu menjadi sebuah pertanyaan, bagaimana mungkin dua lautan tersebut tidak bisa saling bercampur atau melampaui batas masing-masing?
Faktor penyebab dua laut yang airnya tidak menyatu adalah perbedaan salinitas, suhu, kerapatan air, massa jenis, dan adanya tegangan permukaan.
Baca juga: Mengapa Warna Air Laut Berbeda-beda?
Perbedaan salinitas
Salintas adalah tingkat keasinan atau suatu kadar garam terlarut dalam air. Kadar garam pada air di Laut Mediterania lebih tinggi dibanding air di Samudra Atlantik.
Tinggi dan rendahnya salinitas dipengaruhi oleh besar kecil penguapan, tinggi rendahnya air hujan, sedikit banyaknya sungai yang berakhir di lautan, dan ada tidaknya gletzer yang mencair di wilayah tertentu.
Adanya perbedaan kadar garam juga menunjukkan perbedaan kerapatan banyaknya ion-ion negatif dan positif dalam air laut.
Baca juga: Salinitas Air Laut: Pengertian dan Faktor yang Memengaruhinya
Perbedaan suhu
Laut Mediterania mempunyai suhu 11,5ºC, sedangkan air di Samudra Atlantik bersuhu 10ºC.
Meskipun perbedaan tersebut tidak terlalu jauh, namun ternyata dapat menjadi faktor pemisah keduanya.
Tinggi dan rendahnya suhu air laut ditentukan oleh kecil besarnya panas matahari, letak geografis laut, kedalaman laut, dan kondisi angin yang memengaruhi permukaan air laut.
Tetapi amplitudo suhu harian dan suhu tahunan di daerah perairan laut relatif kecil, artinya suhu yang dimiliki air alut di daerah tertentu selalu konstan sepanjang waktu.
Baca juga: Senyawa dan Unsur yang Terdapat pada Air Laut
Perbedaan kerapatan airnya
Densitas atau kerapatan air laut dipengaruhi oleh salinitas atau kadar garam suatu perairan. Makin tinggi kadar garam yang dimiliki suatu larutan, maka makin besar juga densitasnya.
Dengan salinitas yang berbeda, maka Laut Mediterania dan Samudra Atlantik memiliki kerapatan air yang berbeda juga.
Air di Laut Mediterania memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibanding air di Samudra Atlantik.
Karena adanya perbedaan densitas tersebut, maka timbul tegangan permukaan yang mencegah dua lautan bercampur, sehingga seolah-olah dipisahkan oleh dinding tipis.
Baca juga: Mengapa Kita Lebih Mudah Mengapung di Air Laut?
Perbedaan massa jenis
Dalam ilmu fisika, massa jenis air disebut sebagai massa zat air per-satuan volumenya.
Ukuran massa jenis ini sendiri disebut sebagai ciri khas yang membedakan suatu zat yang satu dengan zat lainnya.
Air sendiri disebut sebagai zat yang murni, oleh karena itu nilai massa jenis air sendiri bisa dipenggaruhi oleh temperatur zat tersebut.
Karena adanya perbedaan suhu, salinitas dan densitas yang besar, sehingga menyebabkan perbedaan massa jenis di antara kedua air laut tersebut.
Perbedaan massa jenis tersebut lah yang menyebabkan air di Laut Mediterania tidak dapat menyatu dengan air di Samudra Atlantik.
Baca juga: Mengapa Air Laut Menyebabkan Korosi?
Adanya tegangan permukaan
Perbedaan suhu, salinitas, dan densitas yang terjadi menyebabkan adanya perbedaan tegangan kedua permukaan aliran air.
Tegangan permukaan terjadi karena adanya gaya tarik-menarik antara partikel atau molekul sejenis sebagai akibat peristiwa kelistrikan sehingga seolah-olah terdapat pembatas yang memisahkan antara kedua laut tersebut.
Selain itu, adanya partikel-partikel ion positif dan negatif dalam air tersebut, akan memberikan pengaruh yang besar terhadap sifat terbentuknya lapis batas antara permukaan dua air tersebut.
Baca juga: Intrusi Air Laut: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya
Referensi:
- Abtokhi, A., dan Barroroh, H. 2004. Selaput Tipis Membelah lautan. Jurnal Saintika, Vol. 2, No. 3.
- Agus S. Djamil. 2012. Batas Dua Laut. Bandar Seri Begawan: Niru Design Alam.
- Dwiyanti, dkk. 2023. Fenomena Dua Air Laut yang Tidak Menyatu Menurut Pandangan Al-Qur’an dan Sains. Jurnal Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya, Vol. 1 No. 2.