KOMPAS.com – Kebenaran adalah keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya. Bagaimana cara kita mencari kebenaran?
Terdapat tiga bentuk pendekatan dalam mencari dan menemukan kebenaran sebagai berikut:
Pendekatan unscientific
Pendekatan unscientific (non-ilmiah) adalah pendekatan yang digunakan untuk mencari kebenaran dan pengetahuan dengan cara-cara yang tidak memakai prosedur dan metode imiah.
Dalam pendekatan unscientific, kebenaran atau pengetahuan dapat diperoleh dengan cara kebetulan, trial and error (coba-salah), dan melalui otoritas seseorang.
Berikut penjelasan ketiga cara tersebut:
- Cara kebetulan
Pada cara kebetulan, kebenaran ditemukan tanpa disengaja atau tanpa melalui proses usaha yang sungguh-sungguh.
Sebagai contoh, seorang suku Indian menderita demam yang sangat tinggi secara tidak sengaja jatuh ke sebuah sungai kecil berwarna hitam dan meminum airnya tanpa sengaja. Orang Indian tersebut kemudian sembuh.
Padahal, saat itu orang tidak dapat berbuat apa-apa terhadap wabah malaria. Ternyata, air hitam yang mampu menyembuhkannya diketahui disebabkan karena pohon kina yang tumbang pada sungai tersebut.
Dari sanalah orang mengetahui bahwa pohon kina dapat menjadi obat malaria.
Baca juga: Perasaan Jika Berhasil Mencari Informasi tentang Kebenaran Berita
- Cara trial and error
Cara trial and error lebih maju daripada penemuan kebenaran secara kebetulan. Cara trial and error telah melibatkan usaha yang disengaja untuk untuk menemukan kebenaran dengan aktif mencoba.
Cara trial and error dilakukan hanya dengan keinginan untuk mencoba-coba, tanpa memiliki tujuan yang pasti ingin didapat.
Manusia hanya ingin mengetahui apa yang terjadi atau apa yang ia dapat dengan melakukan sesuatu.
- Cara otoritas
Dalam cara ini, pendapat badan atau orang-orang tertentu yang berwibawa merupakan kebenaran mutlak.
Pendapat-pendapat tersebut menjadi doktrin yang diikuti dengan tertib tanpa adanya kritik dan orang-orang tidak berusaha menguji kebenaran tersebut.
Pencarian kebenaran melalui otoritas lebih mengandalkan otoritas orang lain, yaitu orang yang dianggap mempunyai pengetahuan dan keahlian di bidangnya.
Misalnya, orang percaya akan kebenaran pernyataan dokter atas penyakitnya atau orang memercayai ajaran agama yang disampaikan imam mazhab.
Pendekatan kritik-rasional
Pendekatan kritik-rasional adalah pencarian kebenaran atau pengetahuan melalui kemampuan akal manusia untuk berpikir logis.
Terdapat dua cara menemukan kebenaran melalui pendekatan kritik-rasional yaitu cara berpikir analitis (deduktif) dan cara berpikir sintesis (induktif). Berikut keterangannya:
- Cara berpikir analitis (deduktif)
Cara berpikir analitis (deduktif) berangkat dari hal-hal yang bersifat umum, seperti teori, hukum, dalil, atau rumus, yang kemudian membentuk preposisi dalam silogisme tertentu.
Baca juga: 2 Macam Berpikir: Autistik dan Realistik
- Cara berpikir sintesis (induktif)
Cara berpikir sintesis (induktif) berangkat dari kasus, fakta, data, atau pengetahuan yang bersifat khusus menuju pada konklusi-konklusi yang umum.
Pendekatan scientific research
Pendekatan ini memadukan cara berpikir deduktif dan induktif sehingga melahirkan cara berpikir reflektif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- The felt need (adanya kebutuhan untuk mengungkapkan sesuatu).
- The problem (menetapkan masalah).
- The hypothesis (menyusun hipotesis).
- Collection of data as avoidance (merekam data untuk pembuktian).
- Concluding belief (membuat kesimpulan yang diyakini kebenarannya).
- General value of the conclusion (memformulasikan simpulan secara umum).
Baca juga: Pengertian dan Tujuan Penelitian
Referensi:
- Rahmadi. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian. Antasari Press.
- Rukhmana, T., Darwis, D. Alatas, A. R., Tarigan, W. J., Mufidah, Z. R., Arifin, M., & Cahyadi, N. (2022). Metode Penelitian Kualitatif. CV Rey Media Grafika.