KOMPAS.com – Seorang peneliti harus memiliki sikap yang khas dan kuat dalam penguasaan prosedur dan prinsip dalam penelitian.
Selain itu, seorang peneliti juga diharapkan mempunyai pola pikir yang dapat mendukung tugas-tugas mereka.
Mari mengenal lebih lanjut mengenai sikap dan cara berpikir peneliti!
Sikap seorang peneliti
Sikap yang harus dipenuhi oleh seorang peneliti, sebagai berikut:
- Obyektif
Seorang peneliti harus bisa memisahkan antara pendapat pribadi dengan fakta yang ada.
Demi menghasilkan penelitian yang baik, seorang peneliti harus bekerja sesuai dengan data yang ia peroleh di lapangan dan tidak memasukkan pendapat pribadi yang dapat mengurangi keabsahan hasil penelitian.
Hal ini diperlukan untuk menghindari bias dalam penelitian sehingga hasil penelitian bisa dipercaya.
Baca juga: Sikap Ilmiah dalam Etika Penelitian
- Kompeten
Seorang peneliti yang baik mempunyai kompetensi terhadap hal yang ditelitinya.
Artinya, ia mempunyai pengetahuan mengenai obyek yang dikaji serta kemampuan dalam memilih dan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu.
Selain itu, peneliti juga perlu mempunyai kompetensi dalam melakukan analisis terhadap data yang didapat.
- Faktual
Seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang ia peroleh. Bukan berdasarkan harapan atau anggapan yang sifatnya abstrak.
Peneliti yang baik selalu mendasari hasil penelitiannya berdasarkan data dan fakta yang didapat di lapangan.
Baca juga: Pengertian dan Tujuan Penelitian
Cara berpikir peneliti
Bagaimana cara berpikir seorang peneliti?
Cara berpikir yang diharapkan untuk dimiliki seorang peneliti, sebagai berikut:
- Berpikir skeptis
Seorang peneliti harus selalu mempertanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan atau informasi. Dengan kata lain, tidak mudah percaya.
Hal ini mengakibatkan segala sesuatu yang ditulis dalam suatu laporan ilmiah mampu untuk dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
- Berpikir analisis
Peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang ia hadapi.
Saat seorang peneliti memperoleh suatu informasi atau fakta dari lapangan, ia harus mampu menganalisisnya dan menghubungkannya dengan fenomena yang dikaji serta dengan teori-teori dan kajian-kajian terdahulu.
- Berpikir kritis
Peneliti harus selalu mendasarkan pemikiran dan pendapatnya pada logika, serta menimbang berbagai hal secara obyektif dengan berdasarkan data dan analisis akal sehat (common sense).
Pola berpikir seperti ini diperlukan agar penelitian tidak berlawanan dengan kebenaran ilmiah.
Baca juga: Berpikir Kritis: Pengertian Ahli, Karakteristik, dan Manfaatnya
Referensi:
- Siyoto, S. & Sodik, M. A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing.
- Ibrahim, A. (2021). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Islam. Ar-Raniry Press.