KOMPAS.com – Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang mempunyai kedudukan amat penting dalam kegiatan penelitian tersebut.
Tanpa adanya perumusan masalah, kegiatan penelitian dapat menjadi sia-sia atau tidak membuahkan hasil.
Pengertian perumusan masalah
Perumusan masalah dapat juga disebut sebagai research problem atau problem formulation.
Apa yang dimaksud dengan perumusan masalah? Perumusan masalah adalah suatu rumusan yang mempertanyakan fenomena tertentu.
Baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri maupun sebagai fenomena yang saling terikat antara fenomena yang satu dengan yang lain. Baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.
Rumusan masalah adalah formulasi dari pernyataan penelitian. Maka dari itu, perumusan masalah merupakan jawaban dari pertanyaan yang menanyakan apa masalah dalam penelitian tersebut.
Baca juga: Contoh Rumusan Masalah
Perumusan masalah dapat dibedakan ke dalam dua sifat, sebagai berikut:
- Perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antarfenomena.
- Perumusan eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan terdapat hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
Ciri-ciri perumusan masalah
Ciri-ciri perumusan masalah yang baik dan benar adalah:
- Perumusan masalah bersifat jelas, padat, dan tidak bertele-tele
- Perumusan masalah yang berkualitas dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
- Dapat mengarahkan cara berpikir kita terhadap suatu permasalahan
- Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
- Memberikan petunjuk atau sebagai titik sentral dalam sebuah proses penelitian supaya memungkinkan menampung data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.
- Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian
- Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas
Baca juga: Pengertian dan Jenis-jenis Masalah Sosial
Fungsi perumusan masalah
Perumusan masalah mempunyai fungsi yaitu:
- Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan. Dengan kata lain, perumusan masalah berfungsi sebagai penyebab suatu kegiatan penelitian menjadi ada dan dapat dilakukan.
- Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari sebuah penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, namun dapat berkembang dan berubah setelah peneliti tiba di lapangan.
- Sebagai penentu jenis data seperti apa yang diperlukan dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti.
- Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka peneliti menjadi mudah dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
Baca juga: Pengertian dan Tujuan Penelitian
Referensi:
- Suwandi, E. (2022). Metodologi Penelitian. PT Scifintech Andrew Wijaya.
- Ghodang, H. & Hantono. (2020). Metodologi Penelitian Kuantitatif (Konsep Dasar dan Aplikasi Analisis Regresi dan Jalur dengan SPSS). Penerbit Mitra Grup.