KOMPAS.com - Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air yang dilakukan agar air tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengelolaan kualitas air, air harus memenuhi tiga parameter utama, salah satunya adalah parameter kimia.
Parameter kimia adalah parameter perairan yang terukur akibat adanya reaksi kimia di perairan, seperti pertukaran ion-ion terlarut dalam air.
Adapun indikator dalam parameter kimia kualitas air antara lain:
- pH
- Dissolved Oxygen (DO)
- Amonia
- Biologycal Oxygen Demand (BOD)
- Chemical Oxygen Demand (COD).
Baca juga: Mengenal Kualitas Air dalam Budidaya Ikan
pH
Pengelolaan air salah satunya harus memenuhi syarat kimia, yaitu pH air harus dalam kondisi normal. Artinya, pH air tidak boleh terlalu asam atau terlalu basa.
Kadar pH dalam air merupakan salah satu faktor kimia yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme yang hidup dalam suatu lingkungan perairan.
Tinggi atau rendahnya nilai pH air tergantung pada beberapa faktor yaitu:
- Konsentrasi garam-garam karbonat dan bikarbonat
- Gas-gas dalam air seperti CO2
- Proses dekomposisi bahan organik di dasar perairan.
Baca juga: Pengertian pH Meter dan Prinsip Kerjanya
Dissolved Oxygen (DO)
Dissolved oxygen adalah kadar oksigen yang terlarut dalam suatu perairan, di mana kandungan oksigen dalam air sangat memengaruhi kehidupan organisme di dalamnya.
Nilai standar baku mutu DO yang baik adalah 5 ppm, maka apabila suatu perairan kandungan DO nya kurang dari 5 ppm artinya air telah tercemar dan tidak baik untuk digunakan.
Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain suhu, salinitas, persentase oksigen sekelilingnya, luas permukaan perairan terbuka, pergerakan air di permukaan, dan tekanan atmosfer.
Baca juga: Fitoplankton: Pengertian dan Perannya dalam Perairan
Amonia
Amonia di perairan berasal dari sisa metabolisme (eksresi) hewan dan proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.
Kondisi pH dan suhu di suatu perairan sangat memengaruhi tingkat toksisitas amonia tak-terionisasi, sehingga kenaikan nilai pH dan suhu menyebabkan proporsi amonia bebas di perairan meningkat.
Amonia bisa menjadi racun apabila dibiarkan menumpuk dalam perairan.
Sebab, kandungan amonia yang tinggi dalam air dapat memengaruhi pertumbuhan ikan karena mereduksi masukan oksigen.
Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Alat Ukur Kualitas Air
Biologycal Oxygen Demand (BOD)
BOD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme dalam melakukan proses dekomposisi bahan organik.
Sederhananya, BOD menggambarkan suatu proses oksidasi bahan organik oleh mikroorganisme yang terjadi di perairan.
BOD menjadi salah satu indikator dalam pengelolaan kualitas air.
Di mana apabila suatu perairan tercemar maka nilai BOD nya akan tinggi, sehingga akan mengurangi kandungan DO nya.
Baca juga: Sumber-sumber Polutan pada Perairan
Chemical Oxygen Demand (COD)
COD (Chemical Oxygen Demand) menyatakan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua bahan organik yang terdapat di perairan, menjadi CO2 dan H2O.
Umumnya, nilai COD akan meningkat sejalan dengan meningkatnya nilai bahan organik di perairan.
Besarnya nilai COD tersebut menunjukkan bahwa keberadaan zat organik di air berada dalam jumlah yang besar.
Baca juga: Mengapa Air Kolam Harus Rutin Diganti?
Referensi:
- Arif Mustofa. 2020. Pengelolaan Kualitas Air untuk Akuakultur. Jepara: UNISNU Press.
- Hafrizal Syandri dan Azrita. 2020. Air dan Akuakultur. Padang: LPPM Universitas Bung Hatta.
- Supono. 2015. Manajemen Lingkungan Untuk Akuakultur. Yogyakarta: Plantaxia