KOMPAS.com – Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan dan bertujuan untuk menyembuhkan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal.
Baca juga: Komunikasi Terapeutik: Pengertian, Karakteristik, Tujuan, dan Tahapnya
Apa saja penghambat komunikasi terapeutik?
Faktor yang menghambat terciptanya komunikasi terapeutik yang efektif, sebagai berikut:
- Changing the subject (mengubah subyek atau topik)
Dengan mengubah topik pembicaraan maka akan menunjukkan kurangnya empati terhadap klien.
Hal ini menyebabkan klien merasa tidak nyaman dan cemas, pemikirannya menjadi kacau, serta tidak memberikan informasi yang mereka butuhkan.
- Offering false reassurance (mengungkapkan keyakinan palsu)
Dengan memberikan keyakinan yang tidak realistis kepada klien maka dapat mengakibatkan ketidakpercayaan klien terhadap perawat.
- Defensive comments (komentar yang defensif)
Perawat yang menjadi defensif dapat membuat klien menjadi tidak peduli karena menganggap ia tidak memiliki hak untuk mengungkapkan pendapatnya
Agar tidak defensif, perawat harus mendengarkan apa yang dikatakan oleh klien.
Baca juga: Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungannya
- Mendengar tetapi tidak memperhatikan
Hal ini menunjukkan sikap tidak tertarik sehingga klien akan merasa dirinya tidak penting.
- Prying or probing questions (pertanyaan penyelidikan)
Pertanyaan penyelidikan dapat membuat klien bersikap defensif karena klien merasa dihargai hanya untuk informasi yang dapat mereka berikan.
Pertanyaan pribadi membuat banyak klien marah.
- Using cliches (menggunakan kata klise)
Kata-kata klise menunjukkan kurangnya penilaian pada hubungan perawat dan klien. Klien akan merasa bahwa perawat tidak peduli dengan situasinya.
Selain enam hambatan yang telah disebutkan di atas, komunikasi terapeutik juga dapat mengalami hambatan yaitu:
- Pemahaman berbeda
- Perbedaan penafsiran
- Komunikasi yang terjadi satu arah
- Perbedaan kepentingan
- Pemberian kritik terhadap perasaan klien
- Terlalu banyak bicara
- Memperlihatkan sifat jemu dan pesimis
Baca juga: Tujuan Komunikasi Kesehatan
Referensi:
- Handayani, R., Ramadini, I., Fadriyanti, Y. (2023). Konsep Dasar Komunikasi Terapeutik, Manajemen Stres Kerja, dan Caring dalam Keperawatan. Penerbit NEM.
- Ernawati, Octaviana, L. P., Fatmawati, E., Nugraha, A. P. H. S., Wardani, D. N. K., Bakoil, M. B., Rahmawati, S., Isnaini, F., Purmahardini, N., & Hernanto, F. F. (2022). Kupas Tuntas Seputar Komunikasi dalam Praktik Kebidanan. Rena Cipta Mandiri.