Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Definisi Historiografi Tradisional dan Ciri-cirinya

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Dua Historiografi klasik: Babad Tanah Jawi yang ditulis oleh Carik Tumenggung Tirtowiguno (kiri) dan Prosa Hellenica yang ditulis oleh Xenophon (kanan)
|
Editor: Vanya Karunia Mulia Putri

KOMPAS.com - Historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang dibuat oleh para pujangga di masa lampau.

Istilah ini secara umum merujuk pada karya tulis yang disusun di era kerajaan, baik itu kerajaan bercorak Hindu/Buddha maupun Islam.

Apa itu historiografi tradisional?

Definisi historiografi tradisional

Menurut Ketut Witara, dkk dalam buku Metodologi Penelitian Bidang Pendidikan (2023), berikut definisi historiografi tradisional:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang dilakukan oleh sastrawan (pujangga) kerajaan atau keraton."

Baca juga: Definisi Historiografi Kolonial dan Ciri-cirinya

Karya tulis atau sistem penulisan ini mulai berkembang pada masa Hindu Buddha. Salah satu contohnya ialah Kita Ramayana dan Babad Tanah Jawi.

Sementara itu, contoh historiografi tradisional yang bernuansa Islami adalah Hikayat Aceh, Hikayat Raja Pasai, dan lain-lain.

Dikutip dari buku Historiografi Islam (2018) oleh Fajriudin, historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang dibuat oleh para pujangga dari suatu kerajaan.

Historiografi tradisional cenderung subyektif. Karena isinya banyak menyanjung raja beserta keluarga kerajaan atau keraton.

Selain itu, tulisannya juga sering dicampur dengan mitos, legenda, juga kekuatan magis yang dimiliki raja atau orang sakti.

Baca juga: Historiografi: Pengertian dan Jenisnya

Berdasarkan definisi di atas, definisi historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang disusun oleh sastrawan atau pujangga kerajaan di masa lampau.

Ciri-ciri historiografi tradisional

Salah satu ciri historiografi tradisional adalah bersifat istana atau keraton-sentris. Artinya karya tulis ini banyak mengungkapkan kehidupan istana atau keraton.

Ciri-ciri historiografi tradisional adalah tulisannya bersifat religio-magis. Dalam tulisan ini, raja ditulis sebagai manusia yang memiliki kelebihan batiniah.

Raja dianggap memiliki kekuatan magis atau energi gaib. Sehingga rakyat terkesan dan mau tidak mau harus patuh dengan titahnya.

Ciri historiografi tradisional lainnya, yakni penulisan karyanya bersifat regio-sentrisme. Maksudnya karya sejarah lebih menonjolkan regio atau wilayah kekuasaan atau kerajaan.

Baca juga: Historiografi Tradisional: Ciri-Ciri dan Contohnya

Terakhir, salah satu ciri historiografi tradisional adalah sifatnya yang psikopolitis sentrisme. Karya tulis ini ditulis oleh pujangga yang sangat kental dengan muatan psikologisnya.

Jika disimpulkan, ciri-ciri historiografi tradisional adalah:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi