KOMPAS.com - Masalah minat baca sampai saat ini masih menjadi tema yang cukup aktual.
Tema ini sering dijadikan topik pertemuan ilmiah dan diskusi oleh para pemerhati dan para pakae yang peduli terhadap perkembangan minat baca di Indonesia.
Dilansir dari buku Karya Tulis Ilmiah Sosial (2016) oleh Yunita T. Winarto, berdasarkan temuan penelitian dan pengamatan, menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia relatif masih sangat rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum mempunyai budaya membaca.
Berikut beberapa penyebab minat baca di Indonesia masih rendah:
- Bacaan kurang memikat
Kurangnya minat baca di Indonesia dipengaruhi karena kurang memikat dan minimnya sarana perpustakaan sekolah.
Ini menjadi faktor utama penyebab minat baca siswa rendah.
- Kurang mampu menumbuhkan kebiasaan membaca
Sementara itu, sekolah tidak selalu mampu menumbuhkan kebiasaan membaca bagi para siswa.
Dengan kondisi kualitas buku pelajaran yang memprihatinkan, padatnya kurikulum, dan metode pembelajaran yang menekankan hafalan materi justru "membunuh" minat baca.
- Masyarakat lebih suka menonton TV
Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi.
Orang lebih bayak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9 persen) dan atau mendengarkan radio (40,3 persen) ketimbang membaca koran (23,5 persen).
Dikutip dari buku Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan Perpustakaan dalam Meningkatkan Efektivitas Pelayanan Kepustakaan (2023) oleh Anis Zohriah, masyarakat Indonesia lebih cenderung untuk menggunakan televisi sebagai media pemerolehan informasi, bukan melalui media buku.
Hal ini menunjukkan bahwa membaca belum menjadi prioritas dan kebutuhan utama masyarakat Indonesia, khususnya anak usia sekolah.
- Indonesia masih tinggi angka buta huruf
United Nations Development Programme (UNDP) menjadikan angka buta huruf dewasa sebagai suatu barometer dalam mengukur kualitas suatu bangsa.
Tinggi rendahnya angka buta huruf akan menentukan pula tinggi rendahnya Indeks Pembangunan Manusia bangsa itu.
Berdasarkan laporan Human Development Index (HDI) pada 2005 yang dipublikasikan oleh UNDP, menempatkan Indonesia berada pada urutan ke-110 dari 177 negara-negara di dunia.
- Kurangnya minat ke perpustakaan
Tidak hanya minat baca, minat anak-anak Indonesia ke perpustakaan juga rendah.
Bahkan, fasilitas perpustakaan memadai di beberapa sekolah pun tidak dimanfaatkan dengan baik.
Rendahnya minat baca anak-anak/pelajar di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh minimnya fasilitas pendukung, seperti perpustakaan.
Terbatasnya jumlah perpustakaan sekolah yang memadai, tidak dapat dipungkiri menjadi faktor penyebab rendahnya minat baca di kalangan anak usia sekolah.
Itulah penjelasan mengenai beberapa penyebab rendahnya minat baca di Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.