Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Book Value: Pengertian dan Rumusnya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/SHUTTER_O
IHSG
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Dalam menjalankan bisnis atau investasi, pemahaman terhadap konsep Book Value sangatlah krusial.

Book Value memberikan gambaran tentang nilai intrinsik suatu perusahaan, yang menjadi pijakan bagi investor dalam menilai seberapa murah atau mahal harga saham dibandingkan dengan nilai sebenarnya.

Apa itu Book Value?

Baca juga: 3 Cara yang harus Disiapkan Sebelum Memulai Investasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Book Value

Dilansir dari laman Investopedia, nilai buku adalah jumlah jumlah semua item baris di bagian ekuitas pemegang saham di neraca perusahaan.

Dapat dikatakan Book Value merujuk pada nilai aset bersih perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban atau utang.

Bagi investor, Book Value menjadi penting karena dapat digunakan sebagai salah satu metrik untuk menilai apakah harga saham suatu perusahaan saat ini undervalued (nilai saham lebih rendah dari nilai sebenarnya) atau overvalued (nilai saham lebih tinggi dari nilai sebenarnya).

Dengan membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku per saham, investor dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam melakukan investasi.

Baca juga: 4 Jenis Kriteria Investasi: Pengertian dan Rumusnya

Rumus Book Value

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai buku atau book value per saham suatu perusahaan yaitu:

Book Value = Total Ekuitas : Jumlah Saham yang Beredar

Sebagai contoh:

Misalkan sebuah perusahaan memiliki total ekuitas senilai Rp1.000.000 dan jumlah saham yang beredar sebanyak 100.000 lembar.

Maka, nilai buku per saham perusahaan tersebut adalah Rp1.000.000 ÷ 100.000 = Rp10 per saham. Ini berarti setiap saham di perusahaan tersebut memiliki nilai buku sebesar Rp10.

Jika harga saham jauh di bawah nilai buku per saham, ini bisa menjadi indikasi bahwa saham tersebut potensial untuk dibeli karena dianggap murah.

Namun, perlu diingat bahwa Book Value hanyalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan, dan tidak boleh menjadi satu-satunya dasar untuk membuat keputusan investasi.

 

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Investopedia
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi